Posting Terbaru

Mahasiswa Bandung Mudik ke Jambi Pakai Sepeda Fixie


Tiket habis, harga tiket mahal, atau tidak dapat tempat duduk. Itu hanyalah tiga dari berbagai masalah yang biasanya menghampiri saat kita hendak mudik ke kampung halaman. Tapi tampaknya persoalan yang sama tidak akan menjadi kendala bagi rencana mudik Aji Ekasapta. Kalau Anda cukup kuat dan bernyali, mungkin cara mudik yang ditempuh Aji layak jadi pilihan.


Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya di mana ia memilih untuk naik pesawat dan menghabiskan hanya sekitar lima jam perjalanan dari Jatinangor ke Jambi melalui Jakarta, pada lebaran tahun ini mahasiswa Fakultas Teknik Geologi Unpad angkatan 2008 itu akan pulang ke kampung halamannya di Jambi dengan mengendarai sepeda. Sabtu (13/08) lalu, Aji secara resmi dilepas oleh teman-temannya dari Departemen Kesehatan, Keselamatan, dan Lingkungan (Health Safety Environment/ HSE) FTG Unpad juga rekan-rekannya di Bike to Unpad, Minggu (14/08) pagi-pagi sekali, ia pun berangkat dari tempat kosnya di kawasan Sayang, Jatinangor.Aji atau yang akrab dipanggil Aes rencananya akan tiba di Jambi setelah menempuh perjalanan selama sembilan hari. Rute yang diambil adalah melalui Jakarta, Merak, Lampung, Tulang Bawang, Kayuagung, Palembang, dan kemudian Jambi. Jarak yang akan ditempuhnya itu mencapai 1.200 kilometer. Ia akan menggunakan sepeda jenis fixie untuk perjalanannya ini.
Berbeda dengan road bike yang umumnya memiliki delapan hingga sembilan gigi dan dipasangi rem, sepeda  fixie hanya memiliki satu fix gear. Dengan begitu, pedal akan terus berputar seiring perputaran roda. “Jadi kalau menggowes, kaki tidak bisa berhenti terus,” ungkapnya.

Sepeda fixie juga tidak memiliki rem. Sepeda akan berhenti dengan cara kaki menahan laju pedal sehingga roda berhenti berputar. Karena itu, Aji harus mengandalkan kekuatan kakinya untuk menahan pedal. Padahal, jalur yang akan dilalui, terutama untuk mencapai Jakarta, lebih banyak turunan. Dengan kondisi sepeda yang demikian, tantangan terbesar untuknya adalah dalam menjaga konsentrasi. Sedikit saja kehilangan konsentrasi, ia bisa menabrak atau tertabrak kendaraan lain.

Keluarganya yang tinggal di Kecamatan Telanaipura, Jambi, merespon baik rencananya itu. Kendati demikian, mereka berpesan agar ia menjaga diri juga menjaga kesehatan. Saat ditanyai alasannya memilih mudik dengan cara seperti itu, Aes mengatakan bahwa bersepeda merupakan jalan hidup baginya. “Karena sudah candu, kaya obat banget, sehari-harinya ke mana-mana naik sepeda. Kebetulan ingin balik ke Jambi dan ingin memberikan sesuatu untuk Jambi,” sebutnya.

Menurutnya, ia sempat berhenti bersepeda saat duduk di kelas 3 sekolah dasar. Saat itu, bersepeda sudah menjadi hobi pria yang senang bertualang itu. Meski masih kecil, ia gemar berjalan-jalan hingga sekitar 20 km jauhnya. Namun seperti bocah kebanyakan, memiliki keasikan baru membuatnya melupakan hobi lamanya itu. Baru setelah kuliah ia mulai lagi kebiasaan itu bersama teman-teman barunya di Unpad.

Pertengahan Januari 2011 ini, ia bersama enam orang mahasiswa FTG Unpad lainnya sempat bersepeda dari Jatinangor menuju Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur. Setelah berhasil menyelesaikan misi dalam upaya menularkan gaya sehat berpergian menggunakan kendaraan tanpa polusi serta untuk mempromosikan Pulau Komodo menjadi salah satu perwakilan Indonesia di “New 7 Wonders of Nature”, ia pun merasa ingin sekali lagi menempuh perjalanan jauh dengan sepedanya. Dilandasi hal ini pula lah ia memutuskan mudik dengan mengendarai sepeda.

“Nyaman banget. Setelah kita sampai satu tujuan itu rasanya seperti dapat suatu kemenangan,” kata Aes menggambarkan perasaannya tiap kali bersepeda jarak jauh.
Untuk perjalanan tersebut, Aes dibantu oleh kawan-kawannya, telah menjalani latihan fisik selama tiga bulan. Selain diharuskan lari setiap pagi, bersepeda pada siang dan sore hari, ia juga melakukan fitness pada malam harinya. Berbekal persiapan itu, Luthfan Alhamra, General Manajer HSE mengaku yakin Aes akan tiba sampai tujuan dengan selamat. Lebih lanjut, ia juga mengungkapkan rasa bangganya pada Aes. Luthfan mengatakan, “Kita bangga punya anggota yang seperti itu. Satu orang yang terbiasa menggunakan kendaraan bermotor itu selama sembilan hari tidak menggunakan kendaraan bermotor dan turut mengurangi emisi dunia.”
Menambahkan apa yang dikatakan Luthfan, Aldy Wahyu Pribadi, Penanggung Jawab Bike to Unpad berharap agar sejarah yang ditorehkan Aes dengan menggunakan sepeda fixie untuk jarak jauh ini bisa membuat semakin banyak orang tertarik bersepeda dan menghijaukan kampusnya.

Saat ini, Aji sedang dalam perjalanan menuju Jambi. Ia hanya ditemani sepeda dan supply rantai, ban dalam, dan ban luar cadangan. Dengan sadel yang dihadiahkan teman dekatnya saat ia berulang tahun 22 Juli lalu, ia berharap tiba di kampung halaman sesuai perkiraan, 23 Agustus mendatang. Lalu apakah kisah Aes bersama sepedanya akan berhenti sampai di situ, tampaknya tidak. Kalau tidak ada halangan, setelah lebaran nanti ia berniat melanjutkan perjalanan bersepeda dari Jambi ke titik nol Aceh.  (www.unpad.ac.id)


0 komentar:

Posting Komentar


Pengikut

 

Sahabat Sepeda | Blognya Sahabat Sepeda Cikampek Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger

Terima Kasih telah berkunjung di blognya Sahabat Sepeda Cikampek!