Posting Terbaru

Wisata Sejarah ke Situ dan Candi Cangkuang


Candi Cangkuang, di mana tuh? Mungkin bagi agan-agan yang belum tau pasti gak akan percaya kalo di Garut terdapat situs peninggalan purbakala yang sangat bersejarah.

Kemaren tepatnya sehari sebelum tulisan ini nongol di blog, gue maen ke Candi Cangkuang, Garut bareng temen yang slama ini gue kenal hanya di facebook (tau facebook kan? wah, kebangetan dah kalo kaga tau mah?! hahah...), Siti namanya. Dia berasal dari negeri Jiran Malaysia. Saat ini dia sedang mengambil kuliah S2 di Universitas Indonesia (UI) dan udah mau hampir selesai.

Tiga hari sebelum berangkat ke Garut dia sms gue, ngajakin gue maen kesana. Akhirnya gue bisa ketemu dia juga dan berangkatlah kita hari minggu kemaren tanggal 20 Mei 2012. Pas dapet insentif, pas ada yang ngajak maen, klop banget deh. Hehee...

Untuk menuju situ dan Candi Cangkuang agan-agan bisa mengambil rute dari arah Bandung atau Jakarta, bisa menggunakan mobil pribadi atau umum. Nah, sebelum Garut kota agan nanti akan ketemu dengan kecamatan Leles, ketika sampai di Leles ada sebuah papan petunjuk yang sangat jelas yang menunjukkan posisi Candi Cangkuang. Papan petunjuk itu posisinya berada tepat di depan alun-alun Kec. Leles. Dari alun-alun agan harus masuk lagi ke dalam sejauh kurang lebih 3 km, dengan jalan beraspal dapat dilalui oleh kendaraan baik roda dua maupun roda empat. Bagi agan-agan yang kesananya naik kendaraan umum (Bis), disana tersedia juga angkutan tradisional delman (andong) yang bisa mengantarkan agan ke situ Cangkuang dengan tarif Rp. 5000,-/orang.
Situ Cangkuang (Foto : Siti "Hamka Kecil")

Disepanjang perjalanan dari alun-alun ke desa Cangkuang kita akan melewati indahnya hamparan persawahan yang hijau, dan disekelilingnya kita akan melihat beberapa deretan gunung-gunung seperti di sebelah utara nampak Gunung Haruman, dan disebelah barat akan nampak Gunung Mandalawangi dan Gunung Guntur yang menjulang tinggi.
Gunung Haruman view Situ Cangkuang  (Foto : Siti "Hamka Kecil")


Untuk masuk ke lokasi Situ Cangkuang ini agan-agan akan dikenakan tiket sekitar Rp3000,-/orang. Dan untuk bisa melihat Candi Cangkuang ini agan-agan harus nyebrang dulu ke pulau menggunakan rakit-rakit yang berada di sekitaran situ Cangkuang dengan tarif Rp. 2000,-/orang, karena Candi ini posisinya berada di tengah-tengah situ Cangkuang.

Sebelum masuk ke area Candi Cangkuang, agan-agan nanti akan melewati sebuah pemukiman unik yang dinamakan dengan Kampung Pulo. Sebuah kampung kecil yang terdiri dari enam buah rumah dan kepala keluarga. Ketentuan ini harus ditepati, dan sudah merupakan ketentuan adat kalau jumlah rumah dan kepala keluarga itu harus enam.

Antusiasme Penggemar Sepeda Ikuti Lombok Audax 400 Kilometer








Peserta Event Lombok Audax menggotong sepedanya karena jalanan banjir akibat hujan deras yang mengguyur kota Mataram, Sabtu (1/4). Foto : Boy Slamet/Jawa Pos
Lombok Audax kembali digelar untuk kali ketiga mulai Sabtu (31/3) hingga kemarin (1/4). Kali ini lintasan yang disiapkan sejauh 400 kilometer mengelilingi separo Pulau Lombok. Wartawan Jawa Pos AGUNG PUTU ISKANDAR dan fotografer BOY SLAMETmelaporkan dari lokasi lomba.

AUDAX merupakan event sepeda yang berdiri di antara balapan dan fun bike. Peserta tidak mau event yang mereka ikuti disebut balapan karena mereka tidak beradu cepat menuju finis.

Tapi, mereka juga tidak mau disebut fun bike karena memiliki target untuk bisa menaklukkan medan yang menantang dan jarak tempuh yang jauh. Panitia menetapkan batas kecepatan minimal dan kecepatan maksimal yang harus ditaati peserta. "Audax lebih merupakan event sepeda untuk menguji ketahanan peserta," kata perancang Lombok Audax Axel Moeller.

Sejatinya, jalur yang ditempuh sepanjang 400 kilometer. Namun, karena jembatan di Kabupaten Lombok Timur putus karena banjir bandang, panitia mengubah rute dan jaraknya. Hari pertama berjarak tempuh 183 kilometer, sedangkan hari kedua dengan jarak 178 kilometer. Total peserta menempuh jarak 361 kilometer. Setiap peserta diberi batas kecepatan, yakni minimal 22,5 kilometer per jam dan maksimal 30 kilometer per jam.

Lombok Audax kali ini lebih ramai daripada penyelenggaraan sebelum-sebelumnya. Jika tahun lalu peserta kurang dari 100 orang, kali ini peserta membeludak hingga 380 orang. Bahkan, sampai last minute pendaftaran, masih banyak peserta yang ingin menjajal tantangan berat lintasan Pulau Lombok.

Gaung Lombok Audax kali ini memang heboh. Berita tentang event tahunan tersebut bahkan sampai ke Singapura dan beberapa negara lain. Karena itu, tak heran jika peserta tidak hanya didominasi pesepeda domestik. Ada juga yang datang dari Amerika Serikat, Italia, Singapura, dan Australia.

"Saya pernah mencoba Audax di Bintan. Terus, saya dengar ada di Lombok, makanya saya ingin mencoba tantangan ini," kata Choonwei Tay, bike fitting professional di Singapura.

Sejumlah tokoh ikut bergabung dengan para penggemar berat road bike tersebut. Di antaranya, Dirut Garuda Indonesia Emirsyah Satar, Direktur Business Banking Bank Nasional Indonesia (BNI) Krisna Suparto, pengacara Partahi Simbolon, dan Emil Arifin, anak almarhum Menteri Koperasi Bustanil Arifin.

Krisna Suparto tidak berangkat seorang diri. Dia mengajak sejumlah jajarannya untuk ikut gowes jarak jauh itu. Bahkan, dia mengajak ajudannya untuk mengawal perjalanannya dengan mobil pribadi. Satu unit mobil dinas BNI juga ikut mengawal sang bos.

Sementara itu, Emirsyah rencananya baru ikut gowes hari ini (1/4). "Pak Emir kayaknya tidak mau ngoyo. Dia gowes sekaligus wisata kuliner besok itu," kata Anto Harbriyanto, rekan Emirsyah di komunitas sepeda Apache Bikers, lantas tersenyum.

Apache Bikers merupakan komunitas pesepeda yang dipimpin Emirsyah. Dalam Lombok Audax, komunitas yang bermarkas di Cibubur itu ingin turun dengan nama Apache. Namun, agar lebih spesifik beranggota para penggemar road bike, mereka mengusung nama baru: Roadies. "Padahal, isinya juga orang-orang Apache," kata Anto.

Di Lombok Audax, Roadies membawa 65 anggota rombongan. Lima belas orang di antaranya membuat acara dan jalur sendiri di luar Audax. Sisanya mengikuti semua event sampai tuntas.

Anto menuturkan, untuk mengikuti event tersebut, Roadies menyiapkan selama tiga bulan sebelumnya. Setiap Selasa dan Kamis mereka menggowes sepeda di berbagai lintasan. Mulai Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta Timur hingga ke Sirkuit Sentul.

Pada hari-hari tertentu, mereka menyewa sirkuit tersebut bersama anggota lain agar bisa menggenjot sepeda dengan kecepatan konstan tanpa terganggu kemacetan lalu lintas serta jalan rusak. "Jangan sampai ketika di sini kita loyo," ujarnya.

Antusiasme peserta memang beralasan. Sebab, bukan hanya jarak yang lumayan jauh, kondisi medan di Pulau Lombok juga benar-benar menantang. Hanya beberapa meter dari garis start di Hotel Holiday Resort, Pantai Senggigi, peserta sudah diajak menanjak dengan kemiringan hingga 45 derajat sepanjang lebih dari 3 kilometer. Setelah itu, mereka langsung meluncur di turunan curam. Model lintasan tersebut terus berulang hingga empat kali.

Para peserta juga menelusuri lintasan pinggir pantai-pantai cantik di Lombok. Mulai Lombok Barat hingga Lombok Utara. Altitude alias ketinggian lintasan juga terus bervariasi. Jika di Lombok Barat dan Lombok Utara menyisir pantai di dataran rendah, jalur menjelang Lombok Timur terus menanjak naik ke dataran tinggi. Sebab, jalanan tersebut mengarah ke arah pendakian Gunung Rinjani.

Jalur menjelang Lombok Timur adalah jalur yang paling "menyiksa". Kontur daratan terus naik, kemudian menukik tajam menurun. Tanjakan memanjang hingga 10 kilometer. "Tanjakan di situ memang terkenal. Tanjakan tajam kemudian menukik turun. Ini seperti roller coaster," kata Axel Moeller.

Seluruh peserta penuh semangat menggenjot road bike. Saking semangatnya, rantai sepeda milik Ketua Surabaya Road Bike Community (SRBC) Teddy Moelijono sampai putus. Tapi, Teddy tidak menyerah. Dia memperbaikinya sendiri hingga bisa bablas sampai finis.

"Saya terlalu bersemangat. Mestinya harus diatur dulu semangatnya," ungkap Teddy yang berangkat bersama 12 anggota SRBC.
Meski begitu, sebagian besar peserta mengeluhkan kinerja panitia. Tidak banyak kru yang dilibatkan di lapangan.

Akibatnya, ketika banyak peserta yang memerlukan pertolongan, tidak ada yang membantu. Apalagi, di sejumlah tikungan terdapat pasir lembut yang membuat peserta berjatuhan karena terpeleset.

Meski kebanyakan jalannya mulus, ada pula rute yang jalannya rusak. Bahkan, di kawasan Pawenang, jalur aspal mulus itu sempat terputus dengan jalur kerikil sepanjang 3 kilometer. "Untung bannya tidak meletus di situ," ungkap Anto Harbriyanto.

Antusiasme juga dirasakan Amedeo Paroldo. Pesepeda asal Italia itu merupakan peserta tertua. Usianya 74 tahun. Tapi, dia tetap bersemangat melahap seluruh rute Audax. Bagi dia, bersepeda sudah menjadi bagian dari hidup, selain olahraga layar yang digemari.

Pada hari pertama kemarin, pria sepuh yang akrab dipanggil Amedeo tersebut tidak terlihat mengeluh. Teknik bersepeda yang dia tunjukkan juga tak kalah oleh mereka yang masih muda. Bahkan, dalam setiap tanjakan, Amedeo hampir tidak pernah turun dari sepeda.

"Orang sudah tua seperti saya, apa lagi yang harus dikejar. Yang penting kita lakukan semuanya sampai finis," katanya bersemangat.

Saat muda, Amedeo merupakan atlet nasional cabang layar. Dia menjadi wakil Italia pada kurun 1980"1995 di berbagai kejuaraan perahu layar internasional. Dia beberapa kali ikut olimpiade mewakili negaranya. Setelah sukses meraih beberapa gelar, Amedeo lantas ke Indonesia untuk menekuni olahraga bersepeda selain berbisnis.

Dia sehari-hari tinggal di Lombok dan Bali. Di Lombok, dia masih menyimpan perahu layar kecil untuk keperluannya bila sewaktu-waktu ingin pergi ke Bali via laut. Dia sangat gembira bahwa Lombok akhirnya memiliki event Audax. Sebab, olahraga paling cocok di Lombok adalah bersepeda karena jalan-jalannya sangat mulus dan masih sepi.

Lelaki kelahiran Venesia itu mengaku rutin berlatih untuk menghadapi Lombok Audax. Meski sudah berumur, tidak berarti standar bersepeda dirinya harus diturunkan. Sebelumnya, Amedeo juga ikut event sepeda di Bintan dan Bali.

"Untunglah saya menekuni sepeda pada usia 40 tahun. Saya punya banyak waktu untuk belajar. Untung juga saya menekuninya di Indonesia. Banyak waktu, tempat, dan pemandangan yang indah. Saya mencintai negeri ini melebihi negara saya," tegasnya.

Sumber : www.jpnn.com


Naik Sepeda dan Becak Jadi Program Rutin PNS Sumenep


Naik sepeda ontel atau becak akan menjadi program rutin yang wajib dilaksanakan pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sumenep,Jawa Timur.

Aksi ini langsung dipelopori Bupati A Busyro Karim dan wakilnya, Sungkono Sidik,kemarin. ”Selain bagian dari gerakan penghematan penggunaan bahan bakar minyak (BBM), program ini untuk berbagi rezeki dengan para tukang becak,”kata Busyro. Busyro naik becak dari rumah dinasnya di Jalan Sudirman ke Kantor Bupati Sumenep di Jalan Cipto, dikawal sejumlah anggota Satuan Polisi Pamong Praja dengan sepeda.Begitu juga dengan Sidik.Jika pada biasanya mereka naik mobil dinas ke kantor,kini menggunakan sepeda atau becak. ”Semakin banyak PNS yang naik becak, berarti penghasilan para tukang becak akan meningkat,” ujarnya.

Program naik sepeda dan becak bagi PNS di lingkungan Pemkab Sumenep wajib dilakukan minimal dua kali dalam sebulan,yakni awal dan pertengahan bulan. “Semoga program yang kami gagas itu benar-benar dilaksanakan oleh jajaran kami,dan secara otomatis akan mengurangi penggunaan BBM di kalangan PNS,” terangnya. Pagi kemarin, Busyro juga jalan kaki dari kantornya untuk menghadiri kegiatan di Kantor Dinas Pendidikan Sumenep.

Sementara Sungkono dan Sekretaris Kabupaten Sumenep M Saleh, naik becak dari kantornya guna menghadiri acara di salah satu hotel setempat. “Semoga apa yang kami lakukan menghemat penggunaan BBM bisa diikuti warga dan selanjutnya menjadi gerakan massal,”tambah Sungkono. 

ANTARA
Sumenep 


Bersepeda di Tengah Polusi Kendaraan Aman Bagi Kesehatan




img
(foto: Thinkstock)
Brisbane, Kesadaran untuk hidup sehat dan menekan konsumsi BBM makin meningkat dengan mulai maraknya kebiasaan bersepeda di kota-kota besar. Pegowes tak perlu khawatir bersepeda di tengah asap polusi kendaraan bermotor. Penelitian menemukan bahwa bersepeda di tengah lalu-lalang kendaraan bermotor tidak membahayakan kondisi kesehatan.

Berbagai penelitian sebelumnya memang menemukan berbagai efek negatif paparan polusi bagi kesehatan, terutama polusi dari knalpot kendaraan bermotor. Namun apabila dibarengi dengan aktifitas fisik yang intensif seperti bersepeda, efek berbahaya polusi bagi kesehatan masih sangat kecil.

Seorang peneliti dari Queensland University of Technology (QUT) ingin melihat dampak paparan dan volume polusi udara serta rute bersepeda terhadap kondisi kesehatan pegowes. Hasil temuannya cukup mengejutkan dan menggembirakan pegowes.

"Kami menemukan bahwa bernafas di udara yang mengandung polusi kendaraan sepanjang jalan selama pagi dan sore hari hanya berdampak kecil bagi kesehatan pengendara sepeda," kata peneliti, Tom Cole-Hunter seperti dilansir The Conversation, Minggu (18/3/2012).

Meskipun dampak polusi terhadap kesehatan pegowes cukup sedikit, Cole-Hunter tetap menyarankan agar pegowes sebaiknya tidak menantang asap polusi. Mencari rute yang lebih sedikit dilewati kendaraan bermotor tentu akan mengurangi jumlah partikel udara kotor yang dihirup.

"Pengendara sepeda yang menderita keluhan asma akan lebih baik jika menyusuri jalan yang kurang padat. Karena partikel emisi kendaraan bermotor bisa berdampak buruk pada sistem pernapasan," kata Cole-Hunter.

Penelitian ini juga menemukan bahwa pesepeda yang memiliki gangguan pernapasan cenderung merasa sesak napas dan mengalami mengi setelah bersepeda di sepanjang jalanan yang padat kendaraan bermotor. Akhirnya, pesepeda ini kemudian mengubah rute perjalanannya atau menggunakan alat bantu pernapasan untuk mengatasi keluhannya.

Pegowes wanita ditemukan lebih mampu mendeteksi peningkatan bau emisi gas buang. Artinya, para wanita ini lebih sensitif terhadap paparan emisi kendaraan bermotor.

Saat ini, berangkat ke tempat kerja atau sekolah dengan bersepeda adalah solusi efektif bagi orang yang ingin terbiasa untuk berolahraga. Apalagi setelah makin padatnya arus lalu lintas yang menyebabkan kemacetan akibat pertumbuhan jumlah penduduk.

Penelitian ini dilakukan selama tiga tahun di Brisbane, Australia dan akan dipresentasikan pada seminar untuk meraih gelar PhD sang peneliti di International Laboratory for Air Quality and Health (ILAQH) di Queensland University of Technology.


Sumber : health.detik.com

Sepeda Pengangkut Sperma



Sepeda untuk mengangkut rumput, mengangkut dagangan, membonceng kawan, dan sebagainya, itu biasa. Nah, bagaimana jika sepeda digunakan untuk mengangkut sperma. Pasti pada belum pernah lihat kan?
Sebuah Bank Sperma Seattle di Amerika Serikat punya sepeda pengangkut sperma itu. Sebuah sepeda yang dirancang khusus untuk mengangkut sperma dioperasikan oleh tempat penyimpan sperma itu. Sepeda ini bertugas mengangkut sperma para donor.
Sepeda ini dirancang dengan tabung khusus yang didesain mirip dengan bentuk sperma. Sekilas mirip sepeda abang-abang yang jualan es krim. Namun jangan salah, di dalamnya berisi tabung canggih yang mendinginkan sperma dengan nitrogen cair, sebelum diangkut.
Menurut Direktur Bank Sperma Seattle, Gary Olsem, sepeda serupa sebelumnya sudah diperasikan di Bank Sperma Eropa di Cophenhagen, Denmark.
Kira-kira bakal ada di Indonesia gak ya hehehe..(dian)
Sumber : ceritasepeda.com

Paket Sepeda Gunung (Cross Country) Pangalengan Kab. Bandung




Ada info menarik nih, buat Anda pecinta sepeda gunung terutama bagi Anda penggila MTB cross country. 



Wisata Sepeda Gunung - Pangalengan, Kami menawarkan wisata sepeda gunung di seputar Pangalengan dengan lokasi untuk ber sepeda gunung di Pangalengan atau Pangalengan cycling mengelilingi dan menikmati keidahan alam Pangalengan sekaligus ber olah raga, merupakan pilihan paket tour di Pangalengan yang menarik bagi anda yang gemar ber sepeda khususnya sepeda gunung di Pangalengan. Ber-Sepeda Gunung ke Kebun Teh Malabar - Hutan Rahong salah satu jalur untuk ber-Sepeda Gunung dengan track yang cukup menantang dengan nuansa hutan pinus memberikan kesan mendalam bagi anda pecinta sepeda gunung. Atau Anda bosan dengan track sepeda gunung yang monoton turun...? Pangalengan yang dikelilingi gunung merupakan tujuan ideal bagi pecinta olah raga sepeda gunung ini, berbagai suasana dapat Anda temukan di Pangalengan bersama kami kapanpun anda siap untuk bersepeda gunung...



Program  : Full day
Penyedia Kegiatan  : Acara dan kegiatan akan dipandu sejak proses kedatangan, berkegiatan sampai dengan selesai
Lokasi  : Wilayah Pangalengan Kab. Bandung
Lintasan : Disesuaikan dengan permintaan yang terdapat pada inventarisasi jalur yang tersedia
Waktu Tempuh : 2 – 6 jam
Minimal  : 5 orang
Harga  Rp 200.000,-/orang
Fasilitas :

  • Lintasan/trek
  • Pemandu
  • Mekanik
  • Makan
  • Snack
  • Obat-obatan


Start & Finish Point : Wilayah Pangalengan, disesuaikan dengan permintaan
Untuk informasi/reservasi silahkan hubungi Kami di:

Keterangan : Harga dapat berubah tergantung dari fasilitas yang diinginkan (pengurangan/penambahan)



Mengayuh Pedal ke Trek Tanah Merah Dangdeur

Minggu, 05 Februari 2012

Cewek-cewek bersepeda? Kenapa enggak!. Cewek-cewek bersepeda tetap keliatan oke kok!! Ada sesuatu yang anggun indah tentang cewek naik sepeda. Pagi itu terlihat dua orang cewek yang sedang asyik bersepeda di kawasan Kota Bukit Indah atau biasa masyarakat seputaran Cikampek - Purwakarta menyingkatnya kawasan BIC (Bukit Indah City). Saya dan Asep pun akhirnya mencoba mengikutinya dan berkenalan dengan mereka. Kedua cewek itu bernama Kiki dan Niken. Jujur, saya salut sama mereka. Saat ini masih jarang loh cewek yang mau bersepeda. Sambil berkenalan, kaki kami pun masih terus mengayuh. "Mau gowes kemana?" tanyaku. "Muter-muter BIC aja." jawab mereka sambil tersenyum. Pagi itu ku coba mengajak mereka bersepeda ke trek tanah merah di Desa Dangdeur, Bungursari, Purwakarta. Ternyata mereka pun antusias menerima ajakkanku. Dari BIC kami pun langsung melaju menuju trek tanah merah Dangdeur. Memasukki trek tanah merah ternyata jalannya masih basah dan becek karena terguyur hujan beberapa hari kemaren. Namun kami tak memperdulikannya dan kami pun terus berjalan melaluinya. Niken dan Kiki memang baru pertamakali bersepeda di medan yang becek seperti ini. Tapi mereka tidak enggan untuk berkotor-kotoran dan bersemangat sekali berusaha melewati jalanan becek berlumpur itu walaupun pada akhirnya Niken sempat terjatuh ketika mengayuh sepedanya. Alhasil Niken pun tersungkur di jalanan berlumpur itu sehingga sebagian badannya belepotan lumpur. Melihat Niken tersungkur spontan, saya, Kiki dan Asep pun tertawa ngakak. Lucu, kasian, sekaligus kaget juga melihatnya. Asep pun dengan sigap langsung membantunya berdiri dan memindahkan sepedanya ke tempat yang agak kering.


Setelah kejadian itu kami pun melanjutkan kembali perjalanan. Namun belum jauh berjalan Asep sepedanya mengalami kerusakkan. Lagi-lagi RD-nya nyangkut ke jari-jari seperti yang pernah dialaminya ketika bersepeda ke daerah Cigelam setahun yang lalu. Beruntung kali ini RD-nya tak sampai patah, sehingga masih bisa diperbaiki. Usai diperbaiki kami pun bergegas melanjutkan perjalanan. Tapi perjalanan kami sedikit agak terhambat oleh tanah merah lengket yang menempel di ban sepeda kami. Sehingga sesekali kami harus mebersihkannya menggunakan ranting kayu agar tidak menjadi berat ketika dikayuh. Perlahan tapi pasti akhirnya kami pun tiba di perkampungan. Sejenak kami beristirahat sambil membersihkan badan kami dari cipratan lumpur yang menempel di badan kami sekaligus mencuci sepeda kami di tempat cuci stim yang ada di sekitar perkampungan itu.



Usai mencuci sepeda kami pun melanjutkan perjalanan pulang. Memasuki Desa Wanakerta terlihat sebuah warung sate maranggi. Aroma dan suasananya menggugah selera kami yang kebetulan memang sudah laper.  Untuk menaklukkan rasa lapar, kami pun menepi sejenak di warung sate maranggi tersebut. Nasi timbel dan tiga puluh tusuk sate + Sop daging sapi sebagai pelengkapnya menjadi sasaran tembak rasa lapar kami.
.


Klik disini untuk lihat foto yang lainnya.

Sepeda Bagi Nugi


Nugie sang pelantun burung gereja yang selama ini kita kenal sebagai penyanyi solo dan penabuh drum The Dance Company ternyata juga sangat peduli pada lingkungan. Lagu-lagu yang  Ia ciptakan di album triloginya, yaitu bumi, air, dan udara khusus didedikasikannya untuk keharmonian manusia dan alamnya. Kepeduliannya dengan lingkungan sekitar juga tampak dari keterlibatannya sebagai campaigner aktifitas-aktifitas  dibawah yayasan lingkungan, seperti WALHI dan WWF.
Bahkan kegiatan bersepeda yang saat ini menjadi salah satu upaya untuk mengurangi polusi udara tidak lagi menjadi sekedar hobi namun menjadi pilihan transportasi ketika Ia ingin berpergian. Tak heran kalau Nugie menjadi salah satu artis yang namanya sangat melekat dengan sepeda. Apakah arti sepeda buat Nugie? Berikut wawancara singkat anggota club sepeda id-bikefriday ini..…
Sejak kapan Nugie mulai bersepeda?
Aku mulai aktif bersepeda saat SD. Ketika itu saya baru punya sepeda sendiri pemberian kakak. Nah, sejak itu sepeda menjadi transportasi sekaligus hobi. Kebetulan jarak rumah ke sekolah cukup jauh sekitar 5 KM, jadi uang jajan yang seharusnya digunakan untuk naik bis umum bisa aku pakai buat tabungan deh, hehe. Semakin aktif bersepeda ketika SMP. Saat itu aku punya geng sepeda BMX sendiri. Sering ikut lomba freestyle dan balap cross juga. Mungkin itu juga yang menjadi awal saya menyukai sepeda.
Nugie adalah salah satu artis yang dikenal sangat mencintai sepeda. Apa arti sepeda buat Nugie sendiri?
Sepeda buatku jelas jadi transportasiku sekarang ini karena aku sudah menjual mobil pribadiku sejak beberapa tahun lalu. Selain itu, sepeda juga menjadi  fashion statementku  karena ternyata akan terlihat cool  banget  lho ketika naik sepeda. hehehe.Bisa dikatakan lifestyle juga kali yah karena memang aku support banget green lifestyle yang salah satunya adalah beralih ke sepeda.
Bdw, memang sepeda favoritnya Nugie apa sih?
Kalau ditanya yang favorit  sepertinya nggak ada. aku selalu menggunakan sepeda-sepedaku sesuai kebutuhan. ada mtb, ada folding, ada roadbike dengan boncengan anak, ada fixie, ada cruiser, jadi ya bike for everything.
Apa saja yang Nugie lakukan agar sepeda-sepeda Nugie selalu tampil bagus serta nyaman digowes?
supaya sepedaku tetep nyaman dipakai,yah minimal sebulan sekali dibawa kebengkel untuk cek rantai,rem,atau ban. Hehe, jujur walau dari kecil main sepeda tapi masih belum handal bongkar pasang sepeda. Jadi ya bawa aja ke ahlinya.kebetulan di dekat rumah ada langganan bengkel sepeda yang asik. And then aku juga suka browsing cari-cari onderdil dan asesoris yg asik buat sepeda-sepedaku. Biar tetep cool walau udah old school.hehehe
Lalu apa manfaat yang Nugie sendiri rasakan semenjak rutin bersepeda?
kata orang sih aku agak hitaman.  Hahaha. Tapi jelas kalau secara fisik aku ngerasa fit terus. Puji Tuhan, malah jarang sakit dan berat badan tetep stabil atau lebih atletis tanpa harus ke gym, dan tentunya vitalitas suami istri terjaga. Secara jiwa, sepedaan itu pas banget buat mengasah empati dan menggali inspirasi karena gerakannya yang cenderung santai membuat kita dapat mengamati banyak hal yang sering terlewat jika kita naik mobil. Hasilnya ada lagu baru terus. Hehe
Nugie juga dikenal sebagai seorang aktifis peduli lingkungan hidup, lalu dengan hobi sepeda sekarang hal apa saja yang sudah Nugie lakukan demi menyuarakan masyarakat untuk bersepeda?
Penyadaran masyarakat buat bersepeda aku kampanyekan dengan  menggowes sepedaku semaksimal mungkin kemana-mana. Mulai dari hangout di mall, syuting acara,  bahkan undangan ke rumah mentri. Inginnya sih orang bisa lihat bahwa sepeda itu sehat,cepat ,hemat,dan hebat. Aku juga suka buat video testi kemudian aku unggah ke youtube. Selain itu aku bekerjasama dengan tv untuk membuat  program,  narsis di facebook, dan lain-lain. Yang  pasti aku nggak mau maksa orang. Aku yakin walk the talk akan lebih efektif buat ngajak orang.
Menurut Nugie apa saja fungsi sepeda untuk lingkungan sekitar kita?
Yang jelas orang akan melihat dan merasakan udara segar dan nyaman. Kalau  saja jakarta 30% bersepeda macet otomatis berkurang, prestasi orang-orang  meningkat karena sehat dan nggak stress, emisi gas buang dari kendaraan bermotor menurun sehingga akan  mengurangi dampak perubahan iklim.
Pesan-pesan buat para pembaca Whatzups dong…
Sudah saatnya kita memberi ke bumi ini,jangan hanya menerima dan mengamnbil saja. Bersepeda sebagai transpotasi adalah salah satu caranya.salam gowes


Bocah Tujuh Tahun Galang Dana Rp 447 Juta Untuk Haiti Sambil Bersepeda



http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2010/01/24/article-1245717-07FF049B000005DC-221_634x478.jpg


London – Bocah laki-laki itu wajahnya imut-imut. Usianya baru menginjak tujuh tahun, namun hatinya seluas samudera. Charlie Simpson tak mau bertopang dagu di sore hari, dia ambil sepeda kesayangannya dan mulailah aksinya untuk penggalangan dana.

bocahCharlie menggenjot sepedanya sepanjang lima kilometer untuk menggalang dana bagi korban gempa di Haiti. Tak tanggung-tanggung, dia berhasil mengumpulkan dana 30 ribu pound sterling atau sekitar Rp 447 juta.


Charlie Simpson


Charlie yang tinggal di Fulham di sebelah barat laut Kota London, bersepeda di sekitar taman setempat untuk mengumpulkan dana yang akan disumbangkan melalui Bantuan Anak-anak Untuk Gempa Haiti yang dikelola Unicef.

Semula, dia berharap bisa mengumpulkan 500 poundsterling, tetapi tekad dan janjinya menyebar kemana-mana. Di laman JustGiving, Charlie berkata: "Saya ingin bersepeda untuk membantu Haiti karena ada gempa besar dan banyak orang telah kehilangan nyawa. Saya ingin mengumpulkan beberapa uang untuk membeli makanan, air dan tenda untuk semua orang di Haiti.”

“Silahkan anda mebantu saya dan semua uang Anda akan masuk ke Unicef yang dikumpulkan untuk Haiti."

http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2010/01/24/article-1245717-07FFBD62000005DC-551_634x370.jpg



Ibu Charlie Leonora kepada Sky News mengatakan bahwa itu adalah gagasan putranya sendiri. "Dia melihat berita tentang tragedi di televisi dan mengatakan ia ingin melakukan sesuatu dan naik sepeda.”

Pihak Unicef Bull David mengatakan tindakan Charlie menunjukkan anak itu inovatif dan bijaksana. “Atas nama banyak anak-anak di Haiti, saya berterima kasih atas upaya Charlie," ujar Bull. Unicef memberikan bantuan darurat antara lain air, sanitasi, pendidikan dan makanan serta mendukung perlindungan anak


Sumber : www.tempointeraktif.com




Pengikut

 

Sahabat Sepeda | Blognya Sahabat Sepeda Cikampek Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger

Terima Kasih telah berkunjung di blognya Sahabat Sepeda Cikampek!