Posting Terbaru
"Risa Suseanty" Atlet Cantik Serba Bisa
Follow @SahabatSepeda
Tonton Videonya :
Profil lengkap
Nama Asli : Risa Suseanty
Bidang Olah Raga : CYCLING (DOWNHILL)
Tim : CYCLING (DOWNHILL)
Tempat Lahir : Bandung
Tanggal Lahir : 25 Oktober1980
Tinggi : 160 cm
Berat Badan : 47 kg
Tempat Tinggal : Bandung
RISA SUSEANTY, di kalangan penggemar olah raga sepeda, wanita cantik nan seksi kelahiran tanggal 25 Oktober ini tentunya sudah tidak asing lagi. Paras cantik atlit sepeda ini salah satu atlit nasional yang mempunyai prestasi dalam olah raga sepeda baik tingkat nasional maupun internasional.
Wanita kelahiran Kota Kembang Bandung ini pernah mempersembahkan medali emas pertama bagi kontingen Indonesia pada SEA Games di Laos. Dalam nomor downhill yang dilombakan pada tahun 2009. Karena itu Risa sempat dijuluki Ratu Downhill Asia.
Di awal karirnya dia sudah mencoba segala macam kelas mulai dari Cross country (XC) sampai BMX. Risa telah menekuni olahraga berbahaya ini sejak tahun 1993. Keahliannya dalam menuruni gunung tak perlu diragukannya lagi.
Kepopulerannya mungkin bisa ditandai dari membeludaknya facebooker yang ingin berteman di jejaring pertemanannya dan follower di akun twitternya @risasuseanty. Pilihan olahraganya memang ekstrem, tetapi cewek Bandung ini tetap tampil cantik dengan riasan bulu mata palsu di kedua kelopak matanya. Begitu pula rambutnya diwarnai sehingga penampilannya menonjol. Di sela-sela kegiatan bersepedanya, Risa Suseanty juga tetap tampil menawan didepan kamera meski tanpa sepedanya. Seperti apa kemampuan wanita penakluk gunung ini didepan kamera?
Kepopulerannya mungkin bisa ditandai dari membeludaknya facebooker yang ingin berteman di jejaring pertemanannya dan follower di akun twitternya @risasuseanty. Pilihan olahraganya memang ekstrem, tetapi cewek Bandung ini tetap tampil cantik dengan riasan bulu mata palsu di kedua kelopak matanya. Begitu pula rambutnya diwarnai sehingga penampilannya menonjol. Di sela-sela kegiatan bersepedanya, Risa Suseanty juga tetap tampil menawan didepan kamera meski tanpa sepedanya. Seperti apa kemampuan wanita penakluk gunung ini didepan kamera?
Tonton Videonya :
Profil lengkap
Nama Asli : Risa Suseanty
Bidang Olah Raga : CYCLING (DOWNHILL)
Tim : CYCLING (DOWNHILL)
Tempat Lahir : Bandung
Tanggal Lahir : 25 Oktober1980
Tinggi : 160 cm
Berat Badan : 47 kg
Tempat Tinggal : Bandung
Label:
Sosok
Ciater Tea Bike 2011
Follow @SahabatSepeda
Minggu, 18 September 2011
Menikmati keindahan alam sekitar saat bersepeda sangatlah menyenangkan, hembusan angin yang menerpa seolah membuai kita dalam kenyamanan yang memanjakan. Begitulah yang kami rasakan saat bersepeda di daerah perkebunan teh "Ciater Highland Resort".
Udaranya begitu sejuk di tengah luasnya hamparan kebun teh yang jauh dari polusi asap kendaraan bermotor. Pagi-pagi sekali saat sedang melintas di perkebunan kami sudah melihat segerombolan ibu-ibu dan bapak-bapak yang hendak bersiap-siap untuk memetik daun teh. Salut banget melihat mereka yang begitu bersemangat, padahal udara pagi itu cukup dingin. Bersepeda santai menyusuri luasnya hamparan perkebunan teh dan menembus pekatnya hawa dingin sambil sesekali meluncur diturunan jalan setapak memberi sensasi tersendiri. Sejauh mata memandang, semua terlihat luas dan jelas. Kami serasa berada di tengah-tengah dunianya Teletubis. Track di perkebunan teh ini panjangnya hanya sekitar 10 Km-an. Walaupun tracknya pendek, tapi cukup menguras keringat kami. Sesekali kami pun berhenti untuk beristirahat sambil mengabadikan momen ini.
Sebelum kembali ke Cikampek, usai bersepeda, sekedar untuk melemaskan kembali persendian, kami pun mencoba berendam di pemandian air panas "Sari Ater". Airnya yang tak terlalu panas cukup membuat badan kami kembali fresh. Untuk beberapa jenak kami pun memanjakan diri di sana sambil berendam diri.
Menjelang Magrib, kami pun tiba di Cikampek (Kembali ke peradaban). Kami pun berpamitan satu sama lainnya. Tak lama kemudian, saya pun tiba di rumah. Sejenak saya beristirahat. Sambil meluruskan kaki, kunikmati sebotol air dingin buat menyegarkan kembali tenggorokanku yang kering .
Minggu, 18 September 2011
Menikmati keindahan alam sekitar saat bersepeda sangatlah menyenangkan, hembusan angin yang menerpa seolah membuai kita dalam kenyamanan yang memanjakan. Begitulah yang kami rasakan saat bersepeda di daerah perkebunan teh "Ciater Highland Resort".
Udaranya begitu sejuk di tengah luasnya hamparan kebun teh yang jauh dari polusi asap kendaraan bermotor. Pagi-pagi sekali saat sedang melintas di perkebunan kami sudah melihat segerombolan ibu-ibu dan bapak-bapak yang hendak bersiap-siap untuk memetik daun teh. Salut banget melihat mereka yang begitu bersemangat, padahal udara pagi itu cukup dingin. Bersepeda santai menyusuri luasnya hamparan perkebunan teh dan menembus pekatnya hawa dingin sambil sesekali meluncur diturunan jalan setapak memberi sensasi tersendiri. Sejauh mata memandang, semua terlihat luas dan jelas. Kami serasa berada di tengah-tengah dunianya Teletubis. Track di perkebunan teh ini panjangnya hanya sekitar 10 Km-an. Walaupun tracknya pendek, tapi cukup menguras keringat kami. Sesekali kami pun berhenti untuk beristirahat sambil mengabadikan momen ini.
Sebelum kembali ke Cikampek, usai bersepeda, sekedar untuk melemaskan kembali persendian, kami pun mencoba berendam di pemandian air panas "Sari Ater". Airnya yang tak terlalu panas cukup membuat badan kami kembali fresh. Untuk beberapa jenak kami pun memanjakan diri di sana sambil berendam diri.
Menjelang Magrib, kami pun tiba di Cikampek (Kembali ke peradaban). Kami pun berpamitan satu sama lainnya. Tak lama kemudian, saya pun tiba di rumah. Sejenak saya beristirahat. Sambil meluruskan kaki, kunikmati sebotol air dingin buat menyegarkan kembali tenggorokanku yang kering .
Label:
Bersepeda
Sepeda-sepeda Berkelas Keluaran Mercedes Benz
Follow @SahabatSepeda
Siapa yang tak kenal Mercedes Benz? Namanya sudah tidak asing lagi di dunia otomotif. Mesin-mesin yang diterapkannya pada produk otomotifnya sudah tidak diragukan lagi kehandalan serta performanya. Lalu, bagaimana bila nama Mercedes Benz melekat di produknya yang tanpa menggunakan 'mesin' berbahan bakar?
Mercedes Benz kini namanya telah melekat menghiasi frame-frame sepeda yang diciptakannya. Mercedes Benz telah menciptakan sepeda dengan berbagai jenis. Sepeda balap (road bike), sepeda gunung (MTB) hingga Fitnes baike (sepeda hybrid). Dengan diciptakannya sepeda-sepeda tersebut tentunya menjadi kabar yang mengembirakan bagi para pecinta sepeda. Apakah termasuk Anda? Mungkin?!
Fitness Bike (Sepeda Hybrid)
Road Race Bike (Sepeda Balap)
Sepeda gunung jenis All Mountain (AM)
Siapa yang tak kenal Mercedes Benz? Namanya sudah tidak asing lagi di dunia otomotif. Mesin-mesin yang diterapkannya pada produk otomotifnya sudah tidak diragukan lagi kehandalan serta performanya. Lalu, bagaimana bila nama Mercedes Benz melekat di produknya yang tanpa menggunakan 'mesin' berbahan bakar?
Mercedes Benz kini namanya telah melekat menghiasi frame-frame sepeda yang diciptakannya. Mercedes Benz telah menciptakan sepeda dengan berbagai jenis. Sepeda balap (road bike), sepeda gunung (MTB) hingga Fitnes baike (sepeda hybrid). Dengan diciptakannya sepeda-sepeda tersebut tentunya menjadi kabar yang mengembirakan bagi para pecinta sepeda. Apakah termasuk Anda? Mungkin?!
Fitness Bike (Sepeda Hybrid)
Road Race Bike (Sepeda Balap)
Sepeda gunung jenis All Mountain (AM)
Label:
Seputar Sepeda
Kabut tebal warnai UKDI 2011 seri 3, Yogyakarta
Follow @SahabatSepeda
Hujan dan berkabut menjadi tantangan tersendiri bagi dowhiller - UKDI 2011 seri 3
Sumber : SPORTKU.COM
Usai sudah kejuaraan downhill dari Unifikasi komunitas downhill Indonesia untuk seri ke tiga. Gelaran yang diadakan pada 6 sampai 8 Mei 2011 lalu, menggunakan trek downhill sepanjang 1.320 meter di daerah Turgo, Purwobinangun, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Khusus untuk seri ketiga ini, peserta mencapai 270 downhiller. Suatu jumlah terbanyak sepanjang kejuaraan UKDI diadakan. Bahkan kejelian penyelenggara menggunakan trek downhill Turgo wajib diajungi jempol. Penonton dapat menikmati aksi downhiller di daerah paddock yang sebenarnya berada di tengah trek. Namun sebenarnya, nyaris sepanjang trek dipenuhi oleh penonton atau fans para downhiller.
Hujan dan kabut tebal yang membuat jarak pandang cukup terbatas, membuat downhiller harus extra berhati - hati dalam memilih jalur. Trek berkarakter tanah bercampur pasir juga merepotkan pedalling, tentu bila memiliki endurance yang kurang baik.
Untuk kelas tertinggi yaitu, elite man. Popo Ario sejati tetap menjadi juara dan mendapat poin sempurna dari hasil seeding run maupun babak final. Hasil tersebut tentu membuat Popo mampu mematahkan dominansi dari downhiller tuan rumah.
Hujan dan berkabut menjadi tantangan tersendiri bagi dowhiller - UKDI 2011 seri 3
Downhiller yang sedang menanti giliran di start gate - UKDI 2011 seri 3
Suasana di paddock - UKDI 2011 seri 3
Suasana di paddock - UKDI 2011 seri 3
bagian trek downhill turgo - UKDI 2011 seri 3
Sepeda yang sedang diloading - UKDI 2011 seri 3
Chandra Ariavijaya - downhiller gaek kelas grand master - - UKDI 2011 seri 3
Sumber : SPORTKU.COM
Label:
Seputar Sepeda
Atlet Nasional Ikuti Balap Sepeda Gunung di BSD
Follow @SahabatSepeda
Sumber : KOMPAS.com
TANGERANG - Lima atlet nasional akan mengikuti lomba balap sepeda gunung cross country Jalur Pipa Gas-Bumi Serpong Damai (JPG-BSD) Mountain Bike XC Open Championship pada Minggu (25/9/2011) di Sirkuit Taman Kota 2 BSD, Tangerang Selatan. Ajang ini merupakan uji coba bagi atlet tersebut sebelum berlaga di SEA Games XXVI 2011.
Lima atlet yang akan bertarung itu adalah empat pebalap sepeda putra yakni Bandi Sugito, Dadi Nurcahyadi, Chandra Rafsanzan, Aris Putu Asmara Yasin, serta pebalap putri Kusmawati Yazid. Di bawah bimbingan pelatih Oki Respati, mereka akan bersaing dengan ratusan peserta amatir dalam kejuaraan tersebut.
"Meskipun ini merupakan kejuaraan yang melibatkan amatir, kami tidak boleh menganggap enteng lawan. Bagaimanapun juga mereka tetap pesaing," kata Oki dalam jumpa pers di kantor pemasaran BSD City di kawasan BSD Foresta, Kabupaten Tangerang, Kamis (15/9/2011).
Oki mengatakan, saingan terberat bagi tim nasional pada SEA Games mendatang adalah tim Thailand dan Filipina untuk nomor putra, serta Vietnam di nomor putri.
Empat atlet yang hadir dalam jumpa pers tersebut, yakni Dadi, Bandi, Chandra, dan Kusmawati, menilai kondisi sirkuit Taman Kota 2 BSD cukup menantang untuk persiapan jelang SEA Games karena memiliki tingkat kesulitan menengah. "Tanjakannya belum terlalu berat. Cukup menantang sih, buat pemanasan cukup bagus," kata Bandi.
Ketua Komunitas JPG Mountain Bike Park Pangeran Ilham mengatakan, sirkuit Taman Kota 2 ini memiliki trek sepanjang 4,2 kilometer yang terdiri dari trek tunggal maupun lebar dan tiga jembatan bambu. Lintasan ini memiliki sejumlah tanjakan dan turunan, seperti turunan yoyo yang dilengkapi beberapa roller coaster.
Lomba balap sepeda gunung kali ini merupakan seri ketiga yang diadakan oleh komunitas JPG dan BSD City. Tahun ini panitia menyediakan hadiah total senilai Rp 50 juta untuk para peserta dalam tujuh kategori yaitu kategori Men Elite, Women Open, Yunior (16-19 tahun), Senior (20-29 tahun), Master A (30-39 tahun), Master B (40-45 tahun), serta Master C (46 tahun ke atas). "Saat ini sudah ada seratusan peserta yang mendaftar, sebagian besar untuk kelas Master," kata Ilham.
Sumber : KOMPAS.com
Label:
Seputar Sepeda
Ada Pesertanya yang Tewas, Kejuaraan Balap Sepeda Dihentikan
Follow @SahabatSepeda
Hery Badiono - UKDI 2011 Seri 5 - Kondisi sepeda yang ditunggangi Hery Badiono (SPORTKU.COM)
Hery Badiono pada saat berlaga di UKDI seri 4 (SPORTKU.COM)
Sumber : REPUBLIKA.CO.ID
Kejuaraan balap sepeda "Unifikasi Komunitas Downhill Indonesia " (UKDI) Djarum 76 seri 2011 yang berlangsung di Bukit Klemuk, Songgoriti, Kota Batu, Jawa Timur, Jumat (16/9) dihentikan. Alasannya karena ada satu pesertanya yang tewas.
Ketua panitia kejuaraan, Parama Nugroho, mengakui bahwa dihentikannya kejuaraan itu untuk menghargai salah satu peserta yang tewas dalam sesi latihan pada Jumat siang. Peserta tersebut tewas saat melalui lintasan (marshall) ke 11 dan 12.
"Saat ini kami hentikan dahulu kejuaraaan balap sepedanya. Ini guna menghargai salah satu peserta yang meninggal dalam sesi latihan dan mudah-mudahan tidak terjadi lagi kecelakaan yang menewaskan peserta," katanya.
Parama mengatakan bahwa tewasnya peserta atas nama Hery Budiono (51) warga Jalan Ahmad Yani, Blimbing 104, Kota Malang, itu membuat dirinya dan peserta lain terpukul. Sebab, kejadian itu tidak pernah ada selama kejuaraan. "Ini baru pertama kali ada peserta yang tewas dalam kejuaraan balap sepeda Donwhill. Kami harapkan ini juga yang terakhir sehingga tidak terjadi lagi kedepannya," kata Parama.
Dalam kejuaraan balap sepeda, seluruh peserta telah memenuhi prosedur keamanan. Itu termasuk menggunakan pelapis tubuh dan pelindung kepala.
Namun, Pramana menduga tewasnya Hery itu akibat leher korban patah terkena benturan keras saat terjatuh ke jurang Bukit Klemuk. Dalam setiap kejuaraan balap sepeda, belum ada yang menerapkan standar keamanan dengan memberi perlindungan leher pada pembalap. Ini sehingga peserta lomba rawan patah dan terkena benturan.
"Perlindungan leher terhadap pembalap memang belum ada. Itu baik di kejuaraan skala nasional atau internasional. Sifatnya masih disarankan memakai serta belum kewajiban," katanya.
Hery Badiono - UKDI 2011 Seri 5 - Kondisi sepeda yang ditunggangi Hery Badiono (SPORTKU.COM)
Hery Badiono pada saat berlaga di UKDI seri 4 (SPORTKU.COM)
Sumber : REPUBLIKA.CO.ID
Label:
Seputar Sepeda
Mengenal Hirarki Komponen Groupset Sepeda
Follow @SahabatSepeda
Tak bermaksud menggurui Anda yang hendak mencoba merakit sepeda. Saya hanya ingin berbagi aja, karena artikel ini juga saya paste dari hsgautama.multiply.com. Semoga bermanfaat untuk semua.
Membuat sepeda modern kerap dihubungkan dengan kata “groupset”, atau diplesetkan pengucapannya jadi " grupset " , yakni gabungan komponen sepeda yg dipakai untuk di area pengereman, area gigi transmisi, dan area yg berputar (di roda dan di tuas kaki pedal). Komponen sepeda genjot ini dijual pretelan atau dalam bentuk fullbike disemua toko sepeda.
Siapapun yg berminat akan membuat sepeda atau memiliki sepeda, ada baiknya memahami groupset berserta tingkatan hirarki nya. Disinilah akan ditentukan kualitas mutu dan harga, serta kenyamanan bersepeda.
Secara garis besar groupset dibagi untuk kepentingan dua kelompok pesepeda, yakni: sepeda road race (sepeda balap dengan stang melengkung mirip tanduk itu), dan groupset bagi sepeda gunung . Brand populer yg merajalela disini untuk kepentingan dua kelompok pesepeda itu adl : Shimano, dan SRAM (satu atap dengan brand AVID dan Truvativ).
Ditanah air sendiri, komponen dengan brand Shimano diyakini paling banyak dipakai oleh penggemar sepeda karena rentang jenis dan harganya sangat lebar. Pembeli bisa menyesuaikan dengan ukuran kantong masing masing. Jika punya uang banyak, bisa pakai komponen groupset papan atas, sedangkan jika mau kelas menengah juga ada, dan apabila hanya pengen sepeda untuk muter muter di kompleks rumah maka cukup dengan komponen murah.
Sepeda MTB, DJ, Freeride, commuter (dalam kota).
Hirarki atau tingkatan groupset sepeda kelas ini dengan brand Shimano diantaranya (berurutan, paling atas adalah paling bagus dan paling mahal harganya), yakni:
XTR
Deore XT
Deore LX
Deore ----- entry level kelas pro
Alivio
Acera
Altus
104
106
108
Tourney
110
** Shimano mengeluarkan series khusus untuk sepeda DJ dan DH yakni dengan label Saint dan Hone.
Sepeda Road Race mempunyai hirarki komponen groupset brand Shimano antara lain :
Dura Ace
Ultegra
105 ----- entry level kelas pro
Tiagra
Sora
2200
A 050
Lalu untuk brand SRAM, tersedia komponen dengan hirarki sbb:
X0
X9
X7
X5
SX 4
3.0
Seperti dikatakan diawal, bahwa komponen groupset ini mempunyai rentang tipe yg panjang, karena itu harganyapun juga beragam. Ada beberapa pesepeda yg mencampurkan komponen groupset dengan tujuan agar harganya lebih miring, tapi kinerja “smoothness” nya tetap optimal.
Caranya yakni dengan memasang komponen bagus (entry level kelas pro misal Deore) dengan mid level dalam satu sepeda. Komponen yg harus bekerja ekstra keras dikasih yg bagus, yakni untuk rear derailleur (RD) dan brake system . Sisanya bisa dikasih komponen yg lebih murah. Secara konkret, contoh saja, sepeda MTB untuk commuter (didalam kota) cukup pakai groupset ACERA atau Altus, lalu RD nya diganti dengan tipe Deore yg merupakan komponen entry level bagi kelas pro bikers. Cara ini lebih hemat dan tetap menjanjikan kinerja bagus , dibanding harus beli groupset sejenis dalam satu sepeda yg malahan lebih mahal atau malahan tidak bekerja optimal.
Tak bermaksud menggurui Anda yang hendak mencoba merakit sepeda. Saya hanya ingin berbagi aja, karena artikel ini juga saya paste dari hsgautama.multiply.com. Semoga bermanfaat untuk semua.
Membuat sepeda modern kerap dihubungkan dengan kata “groupset”, atau diplesetkan pengucapannya jadi " grupset " , yakni gabungan komponen sepeda yg dipakai untuk di area pengereman, area gigi transmisi, dan area yg berputar (di roda dan di tuas kaki pedal). Komponen sepeda genjot ini dijual pretelan atau dalam bentuk fullbike disemua toko sepeda.
Siapapun yg berminat akan membuat sepeda atau memiliki sepeda, ada baiknya memahami groupset berserta tingkatan hirarki nya. Disinilah akan ditentukan kualitas mutu dan harga, serta kenyamanan bersepeda.
Secara garis besar groupset dibagi untuk kepentingan dua kelompok pesepeda, yakni: sepeda road race (sepeda balap dengan stang melengkung mirip tanduk itu), dan groupset bagi sepeda gunung . Brand populer yg merajalela disini untuk kepentingan dua kelompok pesepeda itu adl : Shimano, dan SRAM (satu atap dengan brand AVID dan Truvativ).
Ditanah air sendiri, komponen dengan brand Shimano diyakini paling banyak dipakai oleh penggemar sepeda karena rentang jenis dan harganya sangat lebar. Pembeli bisa menyesuaikan dengan ukuran kantong masing masing. Jika punya uang banyak, bisa pakai komponen groupset papan atas, sedangkan jika mau kelas menengah juga ada, dan apabila hanya pengen sepeda untuk muter muter di kompleks rumah maka cukup dengan komponen murah.
Sepeda MTB, DJ, Freeride, commuter (dalam kota).
Hirarki atau tingkatan groupset sepeda kelas ini dengan brand Shimano diantaranya (berurutan, paling atas adalah paling bagus dan paling mahal harganya), yakni:
XTR
Deore XT
Deore LX
Deore ----- entry level kelas pro
Alivio
Acera
Altus
104
106
108
Tourney
110
** Shimano mengeluarkan series khusus untuk sepeda DJ dan DH yakni dengan label Saint dan Hone.
Sepeda Road Race mempunyai hirarki komponen groupset brand Shimano antara lain :
Dura Ace
Ultegra
105 ----- entry level kelas pro
Tiagra
Sora
2200
A 050
Lalu untuk brand SRAM, tersedia komponen dengan hirarki sbb:
X0
X9
X7
X5
SX 4
3.0
Seperti dikatakan diawal, bahwa komponen groupset ini mempunyai rentang tipe yg panjang, karena itu harganyapun juga beragam. Ada beberapa pesepeda yg mencampurkan komponen groupset dengan tujuan agar harganya lebih miring, tapi kinerja “smoothness” nya tetap optimal.
Caranya yakni dengan memasang komponen bagus (entry level kelas pro misal Deore) dengan mid level dalam satu sepeda. Komponen yg harus bekerja ekstra keras dikasih yg bagus, yakni untuk rear derailleur (RD) dan brake system . Sisanya bisa dikasih komponen yg lebih murah. Secara konkret, contoh saja, sepeda MTB untuk commuter (didalam kota) cukup pakai groupset ACERA atau Altus, lalu RD nya diganti dengan tipe Deore yg merupakan komponen entry level bagi kelas pro bikers. Cara ini lebih hemat dan tetap menjanjikan kinerja bagus , dibanding harus beli groupset sejenis dalam satu sepeda yg malahan lebih mahal atau malahan tidak bekerja optimal.
Label:
Seputar Sepeda
PNS | Pekerja Naik Sepeda
Follow @SahabatSepeda
PNS | Pekerja Naik Sepeda, adalah sebuah media sosialisasi gerakkan Pekerja Naik Sepeda dalam mengkampanyekan kegiatan bersepeda ke tempat kerja. Sudahkah anda melakukannya? Yuk, ikutan mulai dari sekarang berangkat kerja naik sepeda. Bersepeda Jum'at dan Sabtu dalam seminggu ke tempat kerja, toh tak ada ruginya kan?! Itung-itung hiburan sekaligus refreshing. Sehat, hemat, meskipun sedikit berkeringat.
Di negara kincir angin "Belanda" kegiatan bersepeda dalam beraktifitas sehari-hari sudah membudaya sejak lama. Hampir 33% seluruh aktifitas sehari-hari dilakukan dengan bersepeda. Mulai dari berangkat ke tempat kerja, berangkat ke kampus, ke sekolah, ke toko atau ke pasar. Bahkan di Amerika sebuah perusahaan sudah lama menyediakan insentif bagi karyawannya yang berangkat kerja naik sepeda. Karyawan akan diberikan bonus setiap kuartal. Alasannya, agar lebih sehat dan lincah.
PNS | Pekerja Naik Sepeda, adalah sebuah media sosialisasi gerakkan Pekerja Naik Sepeda dalam mengkampanyekan kegiatan bersepeda ke tempat kerja. Sudahkah anda melakukannya? Yuk, ikutan mulai dari sekarang berangkat kerja naik sepeda. Bersepeda Jum'at dan Sabtu dalam seminggu ke tempat kerja, toh tak ada ruginya kan?! Itung-itung hiburan sekaligus refreshing. Sehat, hemat, meskipun sedikit berkeringat.
Di negara kincir angin "Belanda" kegiatan bersepeda dalam beraktifitas sehari-hari sudah membudaya sejak lama. Hampir 33% seluruh aktifitas sehari-hari dilakukan dengan bersepeda. Mulai dari berangkat ke tempat kerja, berangkat ke kampus, ke sekolah, ke toko atau ke pasar. Bahkan di Amerika sebuah perusahaan sudah lama menyediakan insentif bagi karyawannya yang berangkat kerja naik sepeda. Karyawan akan diberikan bonus setiap kuartal. Alasannya, agar lebih sehat dan lincah.
Label:
Seputar Sepeda
Bedanya All Mountain & Cross Country?
Follow @SahabatSepeda
Cross-Country Bike
All Mountain / Trailbike
Sumber : http://cycling.motionforum.net
Cross-Country Bike
Beratnya relatif paling ringan dibandingkan jenis sepeda gunung
lainnya, berkisar antara 17 hingga 25 pounds. Sepeda gunung jenis ini
didisain untuk mendapatkan efisiensi yang optimal pada saat mengayuh
dan menanjak, karenanya banyak juga digunakan untuk keperluan XC-race.
Rancang bangunnya masih didominasi oleh jenis hardtail (tanpa sistem
suspensi belakang), sekalipun dalam 2-3 tahun terakhir ini jenis
full-suspension dengan travel suspensi belakang 3-4 inches semakin
banyak mengisi pasar.
Penggunaan full-suspension pada sepeda gunung jenis cross-country
banyak dipicu oleh teknologi baru dalam pembuatan bahan material
berbobot ringan serta geometri suspensi belakang yang mampu
mengeliminasi efek negatif dari bobbing (tendangan balik pada saat
suspensi mengayun). Hanya saja sepeda gunung jenis ini tidak selayaknya
dipergunakan secara extreme, kecuali sebatas lompatan kecil (bunny hop)
dan kondisi medan dengan halangan teknikal yang ringan.
Saat ini merupakan pilihan yang cukup populer bagi para penggemar
sepeda gunung petualangan bebas dan popularitasnya sedang menanjak
pesat. Jarak main suspensi biasanya berkisar antara 4 hingga 5 inches
bahkan beberapa sudah ada yang menerapkan 6 inches, sekalipun kategori
ini masih menyisakan beberapa sepeda gunung jenis hardtail. Sepeda
gunung jenis all-mountain dirancang untuk mampu melintasi medan
berbatuan, tanah pegunungan maupun batu lepas dengan nyaman pada
kecepatan relatif tinggi dibandingkan sepeda jenis cross-country,
bahkan mampu melakukan lompatan (drop off) hingga 2 meter. Berat
keseluruhan sepeda berkisar antara 25 – 32 pounds, dengan komponen yang
yang relatif ringan namun tetap kuat.
Label:
Seputar Sepeda
GREG MINNAAR JUARA SERI 6 UCI WORLDCUP DOWNHILL 2011 LA BRESSE
Follow @SahabatSepeda
Pembalap South Africa dari team SantaCruz Syndicate berhasil meraih gelar keduanya tahun ini, setelah menjadi juara di seri 2 Fort William, rider SantaCruz tersebut kembali berjaya di seri ke-6 UCI Worldcup downhill 2011 di La Bresse Prancis.
Meskipun Minnaar menjadi yang terbaik, namun Gelar Worldcup tetap aman ditangan rider Trek World Racing dari USA Aaron Gwin yang menjadi tercepat ke-3, posisi kedua diraih oleh pembalap Commencal Gee Atherton.
Persaingan terjadi antara Minnaar dan Gwin, keduanya berambisi untuk meraih poin tertinggi untuk mengamankan posisi di Overall point Classification. Minnaar tidak mencacat waktu yang bagus ketika sesi kualifikasi namun dirinya on-fire ketika race berlangsung.
Gwin tidak terlihat ngotot untuk menjadi yang tercepat, dirinya hanya ingin mengamankan posisi pointnya saja. UCI Downhill menyisakan satu seri terakhir, dapat dipastikan Gwin lah yang manjadi juara dunia.
Saat ini GWin berada dipuncak overall point dengan 1308 point diikuti Minnar dengan 998 point, posisi ketiga Gee Atherton dengan 732 poin. Kemenangan Minnaar di La Bresse menjadikan dirinya mendekati rekor rekan satu timnya di SantaCruz Syndicate Steve Peat, Minnaar naik podium 52 kali sedangkan Peat 53 kali.
Sekedar catatan rider Downhill Gaek asal Prancis dari Team Mondraker Factory menyatakan tahun ini adalah tahun terakhirnya di Kejuaran Downhill Profesional, dirinya menyatakan Pensiun.
Berikut Hasil Lengkap UCI Worldcup Downhill 2011 La Bresse France
1 Greg Minnaar (RSA) Santa Cruz Syndicate 0:02:09.611
2 Gee Atherton (GBr) Commencal 0:00:00.459
3 Aaron Gwin (USA) Trek World Racing 0:00:02.429
4 Fabien Barel (Fra) Mondraker Factory Team 0:00:03.473
5 Cameron Cole (NZl) Lapierre International 0:00:03.979
6 Marc Beaumont (GBr) 0:00:04.148
7 Steve Smith (Can) Devinci Global Racing 0:00:04.390
8 Damien Spagnolo (Fra) Mondraker Factory Team 0:00:05.003
9 Justin Leov (NZl) Trek World Racing 0:00:05.196
10 Ben Cathro (GBr) 0:00:05.610
11 Brook MacDonald (NZl) MS Evil Racing 0:00:05.694
12 Brendan Fairclough (GBr) Monster Energy / Specialized / Mad Catz 0:00:05.862
13 Danny Hart (GBr) Giant Factory Off-Road Team 0:00:06.020
14 Mickael Pascal (Fra) Morewood Unitedride 0:00:06.182
15 Joseph Smith (GBr) Chain Reaction Cycles / Nukeproof 0:00:06.223
16 Rémi Thirion (Fra) Labyrinth Shimano Racing Team 0:00:06.381
17 Michael Hannah (Aus) 0:00:06.385
18 Harry Heath (GBr) Unior Tools Team 0:00:06.394
19 Alex Bond (GBr) 0:00:06.481
20 Sam Dale (GBr) Team Sunn Montgenevre 0:00:06.489
21 Lewis Buchanan* (GBr) Chain Reaction Cycles / Nukeproof 0:00:06.508
22 Pierre Charles Georges (Fra) Team Lac Blanc / Solid / Massif Des Vosges 0:00:07.091
23 Filip Polc (Svk) MS Evil Racing 0:00:07.095
24 Matthew Simmonds (GBr) Chain Reaction Cycles / Nukeproof 0:00:07.243
25 Bernard Kerr (GBr) 0:00:07.309
26 Ben Reid (Irl) Dirt Norco Race Team 0:00:07.337
27 Adam Brayton (GBr) 0:00:07.550
28 Ivan Oulego Moreno (Spa) 0:00:07.623
29 Eliot Jackson (USA) Yeti Fox Shox Factory Race Team 0:00:07.824
30 Troy Brosnan* (Aus) Monster Energy / Specialized / Mad Catz 0:00:07.979
31 Loic Bruni* (Fra) Lapierre International 0:00:08.005
32 Marcelo Gutierrez Villegas (Col) CG Racing Brigade 0:00:08.258
33 Andrew Neethling (RSA) Giant Factory Off-Road Team 0:00:08.322
34 Marcus Klausmann (Ger) Ghost Factory Racing Team 0:00:08.350
35 Nico Vink (Bel) Team Lac Blanc / Solid / Massif Des Vosges 0:00:08.413
36 Fabien Pedemanaud (Fra) Scott 11 0:00:08.494
37 Joshua Button (Aus) SC – Intense 0:00:08.642
38 Markus Pekoll (Aut) MS Evil Racing 0:00:08.680
39 Joris Bigoni (Fra) 0:00:09.228
40 Dan Atherton (GBr) Commencal 0:00:09.380
41 George Brannigan (NZl) Devinci Global Racing 0:00:09.394
42 Matthew Scoles (NZl) Team Cingolani Trek 0:00:09.549
43 Luke Strobel (USA) MS Evil Racing 0:00:09.624
44 Mitchell Delfs (Aus) Kona 0:00:09.625
45 Greg Williamson (GBr) 0:00:09.681
46 Timothy Bentley (RSA) Morewood Unitedride 0:00:09.822
47 Fabien Cousinie (Fra) Morewood Unitedride 0:00:09.910
48 Jack Reading (GBr) 0:00:10.105
49 Marco Milivinti (Ita) Torpado Surfing Shop 0:00:10.107
50 Neko Mulally* (USA) Trek World Racing 0:00:10.419
51 Ruaridh Cunningham (GBr) Team Maxxis – Rocky Mountain 0:00:10.429
52 Mark Scott* (GBr) Team Maxxis – Rocky Mountain 0:00:10.942
53 Fergus Lamb (GBr) 0:00:11.057
54 Josh Bryceland (GBr) Santa Cruz Syndicate 0:00:11.310
55 Nick Beer (Swi) Scott 11 0:00:11.548
56 Felix Beckeman (Swe) 0:00:12.145
57 Oscar Harnstrom (Swe) 0:00:12.399
58 Joe Barnes (GBr) 0:00:12.413
59 Matti Lehikoinen (Fin) Chain Reaction Cycles / Nukeproof 0:00:12.707
60 Dan Stanbridge (GBr) Dirt Norco Race Team 0:00:12.755
61 Patrick Thome (Fra) Mondraker Factory Team 0:00:13.135
62 Ralph Jones (GBr) 0:00:13.167
63 Boris Tetzlaff (Aut) Alpine Commencal Austria 0:00:13.244
64 Rudy Cabirou* (Fra) 0:00:13.366
65 Duncan Riffle (USA) Giant Factory Off-Road Team 0:00:13.388
66 Bernat Guardia Pascual (Spa) 0:00:13.896
67 Isak Leivsson* (Nor) 0:00:14.166
68 Benny Strasser (Ger) 0:00:14.495
69 Julien Camellini (Fra) Team Sunn Montgenevre 0:00:15.399
70 Jasper Jauch (Ger) 0:00:15.551
71 Peter Williams (GBr) 0:00:15.666
72 Scott Mears (GBr) 0:00:17.199
73 Ludovic Oget* (Fra) Labyrinth Shimano Racing Team 0:00:17.223
74 Romain Contreres* (Fra) US Cagnes VTT 0:00:18.340
75 Robert Smith (GBr) 0:00:18.923
76 Shaun O’Connor (Aus) Yeti Fox Shox Factory Race Team 0:00:19.527
77 Thomas Braithwaite (GBr) 0:00:19.888
78 Benjamin Staehle* (Fra) 0:00:20.243
79 Gaetan Ruffin (Fra) Riding Addiction Commencal 0:00:46.581
80 Claudio Cozzi (Ita) 0:00:50.038
DSQ Steve Peat (GBr) Santa Cruz Syndicate
DNS Samuel Blenkinsop (NZl) Lapierre International
1 Greg Minnaar (RSA) Santa Cruz Syndicate 0:02:09.611
2 Gee Atherton (GBr) Commencal 0:00:00.459
3 Aaron Gwin (USA) Trek World Racing 0:00:02.429
4 Fabien Barel (Fra) Mondraker Factory Team 0:00:03.473
5 Cameron Cole (NZl) Lapierre International 0:00:03.979
6 Marc Beaumont (GBr) 0:00:04.148
7 Steve Smith (Can) Devinci Global Racing 0:00:04.390
8 Damien Spagnolo (Fra) Mondraker Factory Team 0:00:05.003
9 Justin Leov (NZl) Trek World Racing 0:00:05.196
10 Ben Cathro (GBr) 0:00:05.610
11 Brook MacDonald (NZl) MS Evil Racing 0:00:05.694
12 Brendan Fairclough (GBr) Monster Energy / Specialized / Mad Catz 0:00:05.862
13 Danny Hart (GBr) Giant Factory Off-Road Team 0:00:06.020
14 Mickael Pascal (Fra) Morewood Unitedride 0:00:06.182
15 Joseph Smith (GBr) Chain Reaction Cycles / Nukeproof 0:00:06.223
16 Rémi Thirion (Fra) Labyrinth Shimano Racing Team 0:00:06.381
17 Michael Hannah (Aus) 0:00:06.385
18 Harry Heath (GBr) Unior Tools Team 0:00:06.394
19 Alex Bond (GBr) 0:00:06.481
20 Sam Dale (GBr) Team Sunn Montgenevre 0:00:06.489
21 Lewis Buchanan* (GBr) Chain Reaction Cycles / Nukeproof 0:00:06.508
22 Pierre Charles Georges (Fra) Team Lac Blanc / Solid / Massif Des Vosges 0:00:07.091
23 Filip Polc (Svk) MS Evil Racing 0:00:07.095
24 Matthew Simmonds (GBr) Chain Reaction Cycles / Nukeproof 0:00:07.243
25 Bernard Kerr (GBr) 0:00:07.309
26 Ben Reid (Irl) Dirt Norco Race Team 0:00:07.337
27 Adam Brayton (GBr) 0:00:07.550
28 Ivan Oulego Moreno (Spa) 0:00:07.623
29 Eliot Jackson (USA) Yeti Fox Shox Factory Race Team 0:00:07.824
30 Troy Brosnan* (Aus) Monster Energy / Specialized / Mad Catz 0:00:07.979
31 Loic Bruni* (Fra) Lapierre International 0:00:08.005
32 Marcelo Gutierrez Villegas (Col) CG Racing Brigade 0:00:08.258
33 Andrew Neethling (RSA) Giant Factory Off-Road Team 0:00:08.322
34 Marcus Klausmann (Ger) Ghost Factory Racing Team 0:00:08.350
35 Nico Vink (Bel) Team Lac Blanc / Solid / Massif Des Vosges 0:00:08.413
36 Fabien Pedemanaud (Fra) Scott 11 0:00:08.494
37 Joshua Button (Aus) SC – Intense 0:00:08.642
38 Markus Pekoll (Aut) MS Evil Racing 0:00:08.680
39 Joris Bigoni (Fra) 0:00:09.228
40 Dan Atherton (GBr) Commencal 0:00:09.380
41 George Brannigan (NZl) Devinci Global Racing 0:00:09.394
42 Matthew Scoles (NZl) Team Cingolani Trek 0:00:09.549
43 Luke Strobel (USA) MS Evil Racing 0:00:09.624
44 Mitchell Delfs (Aus) Kona 0:00:09.625
45 Greg Williamson (GBr) 0:00:09.681
46 Timothy Bentley (RSA) Morewood Unitedride 0:00:09.822
47 Fabien Cousinie (Fra) Morewood Unitedride 0:00:09.910
48 Jack Reading (GBr) 0:00:10.105
49 Marco Milivinti (Ita) Torpado Surfing Shop 0:00:10.107
50 Neko Mulally* (USA) Trek World Racing 0:00:10.419
51 Ruaridh Cunningham (GBr) Team Maxxis – Rocky Mountain 0:00:10.429
52 Mark Scott* (GBr) Team Maxxis – Rocky Mountain 0:00:10.942
53 Fergus Lamb (GBr) 0:00:11.057
54 Josh Bryceland (GBr) Santa Cruz Syndicate 0:00:11.310
55 Nick Beer (Swi) Scott 11 0:00:11.548
56 Felix Beckeman (Swe) 0:00:12.145
57 Oscar Harnstrom (Swe) 0:00:12.399
58 Joe Barnes (GBr) 0:00:12.413
59 Matti Lehikoinen (Fin) Chain Reaction Cycles / Nukeproof 0:00:12.707
60 Dan Stanbridge (GBr) Dirt Norco Race Team 0:00:12.755
61 Patrick Thome (Fra) Mondraker Factory Team 0:00:13.135
62 Ralph Jones (GBr) 0:00:13.167
63 Boris Tetzlaff (Aut) Alpine Commencal Austria 0:00:13.244
64 Rudy Cabirou* (Fra) 0:00:13.366
65 Duncan Riffle (USA) Giant Factory Off-Road Team 0:00:13.388
66 Bernat Guardia Pascual (Spa) 0:00:13.896
67 Isak Leivsson* (Nor) 0:00:14.166
68 Benny Strasser (Ger) 0:00:14.495
69 Julien Camellini (Fra) Team Sunn Montgenevre 0:00:15.399
70 Jasper Jauch (Ger) 0:00:15.551
71 Peter Williams (GBr) 0:00:15.666
72 Scott Mears (GBr) 0:00:17.199
73 Ludovic Oget* (Fra) Labyrinth Shimano Racing Team 0:00:17.223
74 Romain Contreres* (Fra) US Cagnes VTT 0:00:18.340
75 Robert Smith (GBr) 0:00:18.923
76 Shaun O’Connor (Aus) Yeti Fox Shox Factory Race Team 0:00:19.527
77 Thomas Braithwaite (GBr) 0:00:19.888
78 Benjamin Staehle* (Fra) 0:00:20.243
79 Gaetan Ruffin (Fra) Riding Addiction Commencal 0:00:46.581
80 Claudio Cozzi (Ita) 0:00:50.038
DSQ Steve Peat (GBr) Santa Cruz Syndicate
DNS Samuel Blenkinsop (NZl) Lapierre International
UCI World Cup Downhill standings after round 6
1 Aaron Gwin (USA) Trek World Racing 1308 pts
2 Greg Minnaar (RSA) Santa Cruz Syndicate 998
3 Gee Atherton (GBr) Commencal 847
4 Steve Smith (Can) Devinci Global Racing 732
5 Danny Hart (GBr) Giant Factory Off-Road Team 689
6 Brook MacDonald (NZl) MS Evil Racing 640
7 Cameron Cole (NZl) Lapierre International 552
8 Justin Leov (NZl) Trek World Racing 552
9 Steve Peat (GBr) Santa Cruz Syndicate 548
10 Josh Bryceland (GBr) Santa Cruz Syndicate 539
11 Fabien Barel (Fra) Mondraker Factory Team 526
12 Marc Beaumont (GBr) 492
13 Samuel Blenkinsop (NZl) Lapierre International 478
14 Troy Brosnan* (Aus) Monster Energy / Specialized / Mad Catz 475
15 Andrew Neethling (RSA) Giant Factory Off-Road Team 391
16 Cédric Gracia (Fra) CG Racing Brigade 366
17 Damien Spagnolo (Fra) Mondraker Factory Team 359
18 Luke Strobel (USA) MS Evil Racing 345
19 Matthew Scoles (NZl) Team Cingolani Trek 341
20 Mickael Pascal (Fra) Morewood Unitedride 321
21 Samuel Hill (Aus) Monster Energy / Specialized / Mad Catz 315
22 Markus Pekoll (Aut) MS Evil Racing 307
23 Michael Hannah (Aus) 304
24 Pierre Charles Georges (Fra) Team Lac Blanc / Solid / Massif Des Vosges 304
25 Matti Lehikoinen (Fin) Chain Reaction Cycles / Nukeproof 301
26 Julien Camellini (Fra) Team Sunn Montgenevre 299
27 Ruaridh Cunningham (GBr) Team Maxxis – Rocky Mountain 298
28 Filip Polc (Svk) MS Evil Racing 275
29 Ben Cathro (GBr) 264
30 Rémi Thirion (Fra) Labyrinth Shimano Racing Team 259
31 Neko Mulally* (USA) Trek World Racing 255
32 Joseph Smith (GBr) Chain Reaction Cycles / Nukeproof 248
33 Brendan Fairclough (GBr) Monster Energy / Specialized / Mad Catz 247
34 Florent Payet (Fra) SC – Intense 246
35 Fabien Pedemanaud (Fra) Scott 11 239
36 Ben Reid (Irl) Dirt Norco Race Team 236
37 Sam Dale (GBr) Team Sunn Montgenevre 233
38 Lewis Buchanan* (GBr) Chain Reaction Cycles / Nukeproof 231
39 Duncan Riffle (USA) Giant Factory Off-Road Team 228
40 Romain Paulhan (Fra) 226
41 Harry Heath (GBr) Unior Tools Team 223
42 Fabien Cousinie (Fra) Morewood Unitedride 222
43 Nick Beer (Swi) Scott 11 220
44 Shaun O’Connor (Aus) Yeti Fox Shox Factory Race Team 220
45 Loic Bruni* (Fra) Lapierre International 215
46 Robin Wallner (Swe) Team Are Bikepark Powered By W – Racing 213
47 Joshua Button (Aus) SC – Intense 208
48 Marcelo Gutierrez Villegas (Col) CG Racing Brigade 204
49 Mitchell Delfs (Aus) Kona 192
50 Matthew Simmonds (GBr) Chain Reaction Cycles / Nukeproof 187
51 Nico Vink (Bel) Team Lac Blanc / Solid / Massif Des Vosges 181
52 Thibaut Ruffin (Fra) Riding Addiction Commencal 177
53 Dan Stanbridge (GBr) Dirt Norco Race Team 171
54 Mitch Ropelato (USA) 153
55 Patrick Thome (Fra) Mondraker Factory Team 146
56 Bernat Guardia Pascual (Spa) 144
57 George Brannigan (NZl) Devinci Global Racing 141
58 Mark Scott* (GBr) Team Maxxis – Rocky Mountain 139
59 Alex Bond (GBr) 138
60 Adam Brayton (GBr) 137
61 Boris Tetzlaff (Aut) Alpine Commencal Austria 126
62 Lorenzo Suding (Ita) 120
63 Dan Atherton (GBr) Commencal 120
64 Greg Williamson (GBr) 116
65 Fergus Lamb (GBr) 115
66 Timothy Bentley (RSA) Morewood Unitedride 109
67 Thomas Braithwaite (GBr) 104
68 Bernard Kerr (GBr) 102
69 Matej Charvat (Cze) 97
70 Marcus Klausmann (Ger) Ghost Factory Racing Team 94
71 Oscar Harnstrom (Swe) 83
72 Bryn Atkinson (Aus) 80
73 Kyle Sangers* (Can) 80
74 Curtis Keene (USA) 80
75 Emanuel Pombo (Por) 72
76 Aurélien Giordanengo (Fra) Mondraker Factory Team 70
77 Jared Graves (Aus) Yeti Fox Shox Factory Race Team 68
78 Dean Tennant (Can) 68
79 Antonio Ferreiro Pajuelo (Spa) 67
80 Jack Reading (GBr) 65
81 Nejc Rutar (Slo) Unior Tools Team 64
82 Scott Mears (GBr) 64
83 Ivan Oulego Moreno (Spa) 62
84 Austin Warren* (USA) 58
85 Richard Thomas (GBr) 57
86 Connor Fearon* (Aus) Kona 57
87 Eliot Jackson (USA) Yeti Fox Shox Factory Race Team 55
88 Johann Potgieter (RSA) 53
89 Benny Strasser (Ger) 52
90 Joris Bigoni (Fra) 50
91 Ralph Jones (GBr) 49
92 Florian Arthus (Fra) 48
93 Wyn Masters (NZl) MS Evil Racing 47
94 Marco Milivinti (Ita) Torpado Surfing Shop 40
95 Lars Peyer (Swi) SC – Intense 40
96 Thomas Jeandin (Swi) 36
97 Will Rischbieth (Aus) 35
98 Harry Molloy (GBr) Madison Saracen 35
99 Joe Barnes (GBr) 34
100 Marcel Beer (Swi) 31
101 Cody Warren (USA) 29
102 Chris Del Bosco (Can) 29
103 Oliver Burton (GBr) 28
104 Gavin Vaughan (USA) 27
105 Jonty Neethling (RSA) 27
106 Alexander Kangas (Swe) 26
107 Yann Gauvin (Can) 25
108 Felix Beckeman (Swe) 25
109 Dominik Gspan (Swi) 25
110 Gaetan Ruffin (Fra) Riding Addiction Commencal 25
111 Gareth Brewin (GBr) 23
112 Hayden Brown (RSA) 23
113 Simon Cardon (Fra) Xcytt Racing 22
114 Remi Gauvin (Can) 22
115 Robert Smith (GBr) 18
116 Fraser McGlone* (GBr) 17
117 Rudy Cabirou* (Fra) 17
118 Daniel Pombo (Por) 16
119 Hans Lambert (Can) 15
120 Kelvin Purchase (RSA) 15
121 Charly Di Pasquale (Fra) Labyrinth Shimano Racing Team 15
122 Ziga Pandur (Slo) Unior Tools Team 14
123 Chris Hutchens (GBr) 14
124 Isak Leivsson* (Nor) 14
125 Tiaan Odendaal* (RSA) 13
126 Matt Zdriluk (Can) 12
127 Jasper Jauch (Ger) 11
128 Seanan O’Riordan (Irl) 11
129 Francesco Danilo Petrucci (Ita) Team Cingolani Trek 11
130 Hajime Imoto (Jpn) 11
131 Peter Williams (GBr) 10
132 Roman Roschi (Swi) 10
133 Logan Binggeli (USA) 10
134 Ludovic Oget* (Fra) Labyrinth Shimano Racing Team 8
135 Arthur Parret* (Fra) Passion Velo Thiers Stemtee 8
136 Yuki Kushima* (Jpn) 8
137 Christopher Mcglinchey* (Irl) 8
138 Romain Contreres* (Fra) US Cagnes VTT 7
139 Jérôme Payet (Fra) 7
140 Rob Fraser (Can) 6
141 Daniel Sims (NZl) 6
142 Mathias Haas (Aut) Alpine Commencal Austria 5
143 Mathieu Gallean (Fra) Ryde – Racing 5
144 Cyrille Kurtz (Fra) CK Racing Santacruz 4
145 Daniel Critchlow (GBr) 4
146 Adam Vagner (Cze) 3
147 Benjamin Staehle* (Fra) 3
148 Niklas Wallner (Swe) Team Are Bikepark Powered By W – Racing 3
149 Travis Browning (RSA) 3
Greg Minnaar Juara Seri 6 UCI Worldcup Downhill 2011 La Bresse
Sumber : www.zonasepeda.com
1 Aaron Gwin (USA) Trek World Racing 1308 pts
2 Greg Minnaar (RSA) Santa Cruz Syndicate 998
3 Gee Atherton (GBr) Commencal 847
4 Steve Smith (Can) Devinci Global Racing 732
5 Danny Hart (GBr) Giant Factory Off-Road Team 689
6 Brook MacDonald (NZl) MS Evil Racing 640
7 Cameron Cole (NZl) Lapierre International 552
8 Justin Leov (NZl) Trek World Racing 552
9 Steve Peat (GBr) Santa Cruz Syndicate 548
10 Josh Bryceland (GBr) Santa Cruz Syndicate 539
11 Fabien Barel (Fra) Mondraker Factory Team 526
12 Marc Beaumont (GBr) 492
13 Samuel Blenkinsop (NZl) Lapierre International 478
14 Troy Brosnan* (Aus) Monster Energy / Specialized / Mad Catz 475
15 Andrew Neethling (RSA) Giant Factory Off-Road Team 391
16 Cédric Gracia (Fra) CG Racing Brigade 366
17 Damien Spagnolo (Fra) Mondraker Factory Team 359
18 Luke Strobel (USA) MS Evil Racing 345
19 Matthew Scoles (NZl) Team Cingolani Trek 341
20 Mickael Pascal (Fra) Morewood Unitedride 321
21 Samuel Hill (Aus) Monster Energy / Specialized / Mad Catz 315
22 Markus Pekoll (Aut) MS Evil Racing 307
23 Michael Hannah (Aus) 304
24 Pierre Charles Georges (Fra) Team Lac Blanc / Solid / Massif Des Vosges 304
25 Matti Lehikoinen (Fin) Chain Reaction Cycles / Nukeproof 301
26 Julien Camellini (Fra) Team Sunn Montgenevre 299
27 Ruaridh Cunningham (GBr) Team Maxxis – Rocky Mountain 298
28 Filip Polc (Svk) MS Evil Racing 275
29 Ben Cathro (GBr) 264
30 Rémi Thirion (Fra) Labyrinth Shimano Racing Team 259
31 Neko Mulally* (USA) Trek World Racing 255
32 Joseph Smith (GBr) Chain Reaction Cycles / Nukeproof 248
33 Brendan Fairclough (GBr) Monster Energy / Specialized / Mad Catz 247
34 Florent Payet (Fra) SC – Intense 246
35 Fabien Pedemanaud (Fra) Scott 11 239
36 Ben Reid (Irl) Dirt Norco Race Team 236
37 Sam Dale (GBr) Team Sunn Montgenevre 233
38 Lewis Buchanan* (GBr) Chain Reaction Cycles / Nukeproof 231
39 Duncan Riffle (USA) Giant Factory Off-Road Team 228
40 Romain Paulhan (Fra) 226
41 Harry Heath (GBr) Unior Tools Team 223
42 Fabien Cousinie (Fra) Morewood Unitedride 222
43 Nick Beer (Swi) Scott 11 220
44 Shaun O’Connor (Aus) Yeti Fox Shox Factory Race Team 220
45 Loic Bruni* (Fra) Lapierre International 215
46 Robin Wallner (Swe) Team Are Bikepark Powered By W – Racing 213
47 Joshua Button (Aus) SC – Intense 208
48 Marcelo Gutierrez Villegas (Col) CG Racing Brigade 204
49 Mitchell Delfs (Aus) Kona 192
50 Matthew Simmonds (GBr) Chain Reaction Cycles / Nukeproof 187
51 Nico Vink (Bel) Team Lac Blanc / Solid / Massif Des Vosges 181
52 Thibaut Ruffin (Fra) Riding Addiction Commencal 177
53 Dan Stanbridge (GBr) Dirt Norco Race Team 171
54 Mitch Ropelato (USA) 153
55 Patrick Thome (Fra) Mondraker Factory Team 146
56 Bernat Guardia Pascual (Spa) 144
57 George Brannigan (NZl) Devinci Global Racing 141
58 Mark Scott* (GBr) Team Maxxis – Rocky Mountain 139
59 Alex Bond (GBr) 138
60 Adam Brayton (GBr) 137
61 Boris Tetzlaff (Aut) Alpine Commencal Austria 126
62 Lorenzo Suding (Ita) 120
63 Dan Atherton (GBr) Commencal 120
64 Greg Williamson (GBr) 116
65 Fergus Lamb (GBr) 115
66 Timothy Bentley (RSA) Morewood Unitedride 109
67 Thomas Braithwaite (GBr) 104
68 Bernard Kerr (GBr) 102
69 Matej Charvat (Cze) 97
70 Marcus Klausmann (Ger) Ghost Factory Racing Team 94
71 Oscar Harnstrom (Swe) 83
72 Bryn Atkinson (Aus) 80
73 Kyle Sangers* (Can) 80
74 Curtis Keene (USA) 80
75 Emanuel Pombo (Por) 72
76 Aurélien Giordanengo (Fra) Mondraker Factory Team 70
77 Jared Graves (Aus) Yeti Fox Shox Factory Race Team 68
78 Dean Tennant (Can) 68
79 Antonio Ferreiro Pajuelo (Spa) 67
80 Jack Reading (GBr) 65
81 Nejc Rutar (Slo) Unior Tools Team 64
82 Scott Mears (GBr) 64
83 Ivan Oulego Moreno (Spa) 62
84 Austin Warren* (USA) 58
85 Richard Thomas (GBr) 57
86 Connor Fearon* (Aus) Kona 57
87 Eliot Jackson (USA) Yeti Fox Shox Factory Race Team 55
88 Johann Potgieter (RSA) 53
89 Benny Strasser (Ger) 52
90 Joris Bigoni (Fra) 50
91 Ralph Jones (GBr) 49
92 Florian Arthus (Fra) 48
93 Wyn Masters (NZl) MS Evil Racing 47
94 Marco Milivinti (Ita) Torpado Surfing Shop 40
95 Lars Peyer (Swi) SC – Intense 40
96 Thomas Jeandin (Swi) 36
97 Will Rischbieth (Aus) 35
98 Harry Molloy (GBr) Madison Saracen 35
99 Joe Barnes (GBr) 34
100 Marcel Beer (Swi) 31
101 Cody Warren (USA) 29
102 Chris Del Bosco (Can) 29
103 Oliver Burton (GBr) 28
104 Gavin Vaughan (USA) 27
105 Jonty Neethling (RSA) 27
106 Alexander Kangas (Swe) 26
107 Yann Gauvin (Can) 25
108 Felix Beckeman (Swe) 25
109 Dominik Gspan (Swi) 25
110 Gaetan Ruffin (Fra) Riding Addiction Commencal 25
111 Gareth Brewin (GBr) 23
112 Hayden Brown (RSA) 23
113 Simon Cardon (Fra) Xcytt Racing 22
114 Remi Gauvin (Can) 22
115 Robert Smith (GBr) 18
116 Fraser McGlone* (GBr) 17
117 Rudy Cabirou* (Fra) 17
118 Daniel Pombo (Por) 16
119 Hans Lambert (Can) 15
120 Kelvin Purchase (RSA) 15
121 Charly Di Pasquale (Fra) Labyrinth Shimano Racing Team 15
122 Ziga Pandur (Slo) Unior Tools Team 14
123 Chris Hutchens (GBr) 14
124 Isak Leivsson* (Nor) 14
125 Tiaan Odendaal* (RSA) 13
126 Matt Zdriluk (Can) 12
127 Jasper Jauch (Ger) 11
128 Seanan O’Riordan (Irl) 11
129 Francesco Danilo Petrucci (Ita) Team Cingolani Trek 11
130 Hajime Imoto (Jpn) 11
131 Peter Williams (GBr) 10
132 Roman Roschi (Swi) 10
133 Logan Binggeli (USA) 10
134 Ludovic Oget* (Fra) Labyrinth Shimano Racing Team 8
135 Arthur Parret* (Fra) Passion Velo Thiers Stemtee 8
136 Yuki Kushima* (Jpn) 8
137 Christopher Mcglinchey* (Irl) 8
138 Romain Contreres* (Fra) US Cagnes VTT 7
139 Jérôme Payet (Fra) 7
140 Rob Fraser (Can) 6
141 Daniel Sims (NZl) 6
142 Mathias Haas (Aut) Alpine Commencal Austria 5
143 Mathieu Gallean (Fra) Ryde – Racing 5
144 Cyrille Kurtz (Fra) CK Racing Santacruz 4
145 Daniel Critchlow (GBr) 4
146 Adam Vagner (Cze) 3
147 Benjamin Staehle* (Fra) 3
148 Niklas Wallner (Swe) Team Are Bikepark Powered By W – Racing 3
149 Travis Browning (RSA) 3
Greg Minnaar Juara Seri 6 UCI Worldcup Downhill 2011 La Bresse
Sumber : www.zonasepeda.com
Label:
Seputar Sepeda
Seniman Sunda, Hendarso "Kang Darso" Meninggal Dunia
Follow @SahabatSepeda
BANDUNG.- Innalillahi wainnailaihi rojiun.. kabar duka kembali berhembus, kali ini datang dari keluarga seniman Sunda nan legendaris, Hendarso atau yang akrab disapa Kang Darso. Kabar duka ini pertama kali dipublikasikan melalui akun Twitter milik @Doel_Sumbang. Dalam akunnya Doel Sumbang mentweet “innalillahi wa inna ilaihi roji'un. TELANG BERPULANG KE RAHMATULLAH, LEGENDA POP SUNDA 'KANG DARSO' . .sekitar pkl 15.00 WIB hari ini di RS. SOREANG. Mhn doanya bagi Almarhum.”
Setelah bertanya ke Mbah Google, ternyata berita tersebut memang benar. Media online pikiran-rakyat.com, telah mengkonfirmasi kepada kakak Darso, Mang Uko, berita tersebut dibenarkan. Kang Darso, mengembuskan napas terakhirnya pada Senin (12/9), sekitar pukul 15.00 WIB di Rumah Sakit Soreang, Kab. Bandung. Darso meninggal dunia dalam usia 66 tahun.
BANDUNG.- Innalillahi wainnailaihi rojiun.. kabar duka kembali berhembus, kali ini datang dari keluarga seniman Sunda nan legendaris, Hendarso atau yang akrab disapa Kang Darso. Kabar duka ini pertama kali dipublikasikan melalui akun Twitter milik @Doel_Sumbang. Dalam akunnya Doel Sumbang mentweet “innalillahi wa inna ilaihi roji'un. TELANG BERPULANG KE RAHMATULLAH, LEGENDA POP SUNDA 'KANG DARSO' . .sekitar pkl 15.00 WIB hari ini di RS. SOREANG. Mhn doanya bagi Almarhum.”
Setelah bertanya ke Mbah Google, ternyata berita tersebut memang benar. Media online pikiran-rakyat.com, telah mengkonfirmasi kepada kakak Darso, Mang Uko, berita tersebut dibenarkan. Kang Darso, mengembuskan napas terakhirnya pada Senin (12/9), sekitar pukul 15.00 WIB di Rumah Sakit Soreang, Kab. Bandung. Darso meninggal dunia dalam usia 66 tahun.
Label:
Berita
Mahasiswa Bandung Mudik ke Jambi Pakai Sepeda Fixie
Follow @SahabatSepeda
Tiket habis, harga tiket mahal, atau tidak dapat tempat duduk. Itu hanyalah tiga dari berbagai masalah yang biasanya menghampiri saat kita hendak mudik ke kampung halaman. Tapi tampaknya persoalan yang sama tidak akan menjadi kendala bagi rencana mudik Aji Ekasapta. Kalau Anda cukup kuat dan bernyali, mungkin cara mudik yang ditempuh Aji layak jadi pilihan.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya di mana ia memilih untuk naik pesawat dan menghabiskan hanya sekitar lima jam perjalanan dari Jatinangor ke Jambi melalui Jakarta, pada lebaran tahun ini mahasiswa Fakultas Teknik Geologi Unpad angkatan 2008 itu akan pulang ke kampung halamannya di Jambi dengan mengendarai sepeda. Sabtu (13/08) lalu, Aji secara resmi dilepas oleh teman-temannya dari Departemen Kesehatan, Keselamatan, dan Lingkungan (Health Safety Environment/ HSE) FTG Unpad juga rekan-rekannya di Bike to Unpad, Minggu (14/08) pagi-pagi sekali, ia pun berangkat dari tempat kosnya di kawasan Sayang, Jatinangor.Aji atau yang akrab dipanggil Aes rencananya akan tiba di Jambi setelah menempuh perjalanan selama sembilan hari. Rute yang diambil adalah melalui Jakarta, Merak, Lampung, Tulang Bawang, Kayuagung, Palembang, dan kemudian Jambi. Jarak yang akan ditempuhnya itu mencapai 1.200 kilometer. Ia akan menggunakan sepeda jenis fixie untuk perjalanannya ini.
Berbeda dengan road bike yang umumnya memiliki delapan hingga sembilan gigi dan dipasangi rem, sepeda fixie hanya memiliki satu fix gear. Dengan begitu, pedal akan terus berputar seiring perputaran roda. “Jadi kalau menggowes, kaki tidak bisa berhenti terus,” ungkapnya.
Sepeda fixie juga tidak memiliki rem. Sepeda akan berhenti dengan cara kaki menahan laju pedal sehingga roda berhenti berputar. Karena itu, Aji harus mengandalkan kekuatan kakinya untuk menahan pedal. Padahal, jalur yang akan dilalui, terutama untuk mencapai Jakarta, lebih banyak turunan. Dengan kondisi sepeda yang demikian, tantangan terbesar untuknya adalah dalam menjaga konsentrasi. Sedikit saja kehilangan konsentrasi, ia bisa menabrak atau tertabrak kendaraan lain.
Keluarganya yang tinggal di Kecamatan Telanaipura, Jambi, merespon baik rencananya itu. Kendati demikian, mereka berpesan agar ia menjaga diri juga menjaga kesehatan. Saat ditanyai alasannya memilih mudik dengan cara seperti itu, Aes mengatakan bahwa bersepeda merupakan jalan hidup baginya. “Karena sudah candu, kaya obat banget, sehari-harinya ke mana-mana naik sepeda. Kebetulan ingin balik ke Jambi dan ingin memberikan sesuatu untuk Jambi,” sebutnya.
Menurutnya, ia sempat berhenti bersepeda saat duduk di kelas 3 sekolah dasar. Saat itu, bersepeda sudah menjadi hobi pria yang senang bertualang itu. Meski masih kecil, ia gemar berjalan-jalan hingga sekitar 20 km jauhnya. Namun seperti bocah kebanyakan, memiliki keasikan baru membuatnya melupakan hobi lamanya itu. Baru setelah kuliah ia mulai lagi kebiasaan itu bersama teman-teman barunya di Unpad.
Pertengahan Januari 2011 ini, ia bersama enam orang mahasiswa FTG Unpad lainnya sempat bersepeda dari Jatinangor menuju Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur. Setelah berhasil menyelesaikan misi dalam upaya menularkan gaya sehat berpergian menggunakan kendaraan tanpa polusi serta untuk mempromosikan Pulau Komodo menjadi salah satu perwakilan Indonesia di “New 7 Wonders of Nature”, ia pun merasa ingin sekali lagi menempuh perjalanan jauh dengan sepedanya. Dilandasi hal ini pula lah ia memutuskan mudik dengan mengendarai sepeda.
“Nyaman banget. Setelah kita sampai satu tujuan itu rasanya seperti dapat suatu kemenangan,” kata Aes menggambarkan perasaannya tiap kali bersepeda jarak jauh.
Untuk perjalanan tersebut, Aes dibantu oleh kawan-kawannya, telah menjalani latihan fisik selama tiga bulan. Selain diharuskan lari setiap pagi, bersepeda pada siang dan sore hari, ia juga melakukan fitness pada malam harinya. Berbekal persiapan itu, Luthfan Alhamra, General Manajer HSE mengaku yakin Aes akan tiba sampai tujuan dengan selamat. Lebih lanjut, ia juga mengungkapkan rasa bangganya pada Aes. Luthfan mengatakan, “Kita bangga punya anggota yang seperti itu. Satu orang yang terbiasa menggunakan kendaraan bermotor itu selama sembilan hari tidak menggunakan kendaraan bermotor dan turut mengurangi emisi dunia.”
Menambahkan apa yang dikatakan Luthfan, Aldy Wahyu Pribadi, Penanggung Jawab Bike to Unpad berharap agar sejarah yang ditorehkan Aes dengan menggunakan sepeda fixie untuk jarak jauh ini bisa membuat semakin banyak orang tertarik bersepeda dan menghijaukan kampusnya.
Saat ini, Aji sedang dalam perjalanan menuju Jambi. Ia hanya ditemani sepeda dan supply rantai, ban dalam, dan ban luar cadangan. Dengan sadel yang dihadiahkan teman dekatnya saat ia berulang tahun 22 Juli lalu, ia berharap tiba di kampung halaman sesuai perkiraan, 23 Agustus mendatang. Lalu apakah kisah Aes bersama sepedanya akan berhenti sampai di situ, tampaknya tidak. Kalau tidak ada halangan, setelah lebaran nanti ia berniat melanjutkan perjalanan bersepeda dari Jambi ke titik nol Aceh. (www.unpad.ac.id)
Tiket habis, harga tiket mahal, atau tidak dapat tempat duduk. Itu hanyalah tiga dari berbagai masalah yang biasanya menghampiri saat kita hendak mudik ke kampung halaman. Tapi tampaknya persoalan yang sama tidak akan menjadi kendala bagi rencana mudik Aji Ekasapta. Kalau Anda cukup kuat dan bernyali, mungkin cara mudik yang ditempuh Aji layak jadi pilihan.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya di mana ia memilih untuk naik pesawat dan menghabiskan hanya sekitar lima jam perjalanan dari Jatinangor ke Jambi melalui Jakarta, pada lebaran tahun ini mahasiswa Fakultas Teknik Geologi Unpad angkatan 2008 itu akan pulang ke kampung halamannya di Jambi dengan mengendarai sepeda. Sabtu (13/08) lalu, Aji secara resmi dilepas oleh teman-temannya dari Departemen Kesehatan, Keselamatan, dan Lingkungan (Health Safety Environment/ HSE) FTG Unpad juga rekan-rekannya di Bike to Unpad, Minggu (14/08) pagi-pagi sekali, ia pun berangkat dari tempat kosnya di kawasan Sayang, Jatinangor.Aji atau yang akrab dipanggil Aes rencananya akan tiba di Jambi setelah menempuh perjalanan selama sembilan hari. Rute yang diambil adalah melalui Jakarta, Merak, Lampung, Tulang Bawang, Kayuagung, Palembang, dan kemudian Jambi. Jarak yang akan ditempuhnya itu mencapai 1.200 kilometer. Ia akan menggunakan sepeda jenis fixie untuk perjalanannya ini.
Berbeda dengan road bike yang umumnya memiliki delapan hingga sembilan gigi dan dipasangi rem, sepeda fixie hanya memiliki satu fix gear. Dengan begitu, pedal akan terus berputar seiring perputaran roda. “Jadi kalau menggowes, kaki tidak bisa berhenti terus,” ungkapnya.
Sepeda fixie juga tidak memiliki rem. Sepeda akan berhenti dengan cara kaki menahan laju pedal sehingga roda berhenti berputar. Karena itu, Aji harus mengandalkan kekuatan kakinya untuk menahan pedal. Padahal, jalur yang akan dilalui, terutama untuk mencapai Jakarta, lebih banyak turunan. Dengan kondisi sepeda yang demikian, tantangan terbesar untuknya adalah dalam menjaga konsentrasi. Sedikit saja kehilangan konsentrasi, ia bisa menabrak atau tertabrak kendaraan lain.
Keluarganya yang tinggal di Kecamatan Telanaipura, Jambi, merespon baik rencananya itu. Kendati demikian, mereka berpesan agar ia menjaga diri juga menjaga kesehatan. Saat ditanyai alasannya memilih mudik dengan cara seperti itu, Aes mengatakan bahwa bersepeda merupakan jalan hidup baginya. “Karena sudah candu, kaya obat banget, sehari-harinya ke mana-mana naik sepeda. Kebetulan ingin balik ke Jambi dan ingin memberikan sesuatu untuk Jambi,” sebutnya.
Menurutnya, ia sempat berhenti bersepeda saat duduk di kelas 3 sekolah dasar. Saat itu, bersepeda sudah menjadi hobi pria yang senang bertualang itu. Meski masih kecil, ia gemar berjalan-jalan hingga sekitar 20 km jauhnya. Namun seperti bocah kebanyakan, memiliki keasikan baru membuatnya melupakan hobi lamanya itu. Baru setelah kuliah ia mulai lagi kebiasaan itu bersama teman-teman barunya di Unpad.
Pertengahan Januari 2011 ini, ia bersama enam orang mahasiswa FTG Unpad lainnya sempat bersepeda dari Jatinangor menuju Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur. Setelah berhasil menyelesaikan misi dalam upaya menularkan gaya sehat berpergian menggunakan kendaraan tanpa polusi serta untuk mempromosikan Pulau Komodo menjadi salah satu perwakilan Indonesia di “New 7 Wonders of Nature”, ia pun merasa ingin sekali lagi menempuh perjalanan jauh dengan sepedanya. Dilandasi hal ini pula lah ia memutuskan mudik dengan mengendarai sepeda.
“Nyaman banget. Setelah kita sampai satu tujuan itu rasanya seperti dapat suatu kemenangan,” kata Aes menggambarkan perasaannya tiap kali bersepeda jarak jauh.
Untuk perjalanan tersebut, Aes dibantu oleh kawan-kawannya, telah menjalani latihan fisik selama tiga bulan. Selain diharuskan lari setiap pagi, bersepeda pada siang dan sore hari, ia juga melakukan fitness pada malam harinya. Berbekal persiapan itu, Luthfan Alhamra, General Manajer HSE mengaku yakin Aes akan tiba sampai tujuan dengan selamat. Lebih lanjut, ia juga mengungkapkan rasa bangganya pada Aes. Luthfan mengatakan, “Kita bangga punya anggota yang seperti itu. Satu orang yang terbiasa menggunakan kendaraan bermotor itu selama sembilan hari tidak menggunakan kendaraan bermotor dan turut mengurangi emisi dunia.”
Menambahkan apa yang dikatakan Luthfan, Aldy Wahyu Pribadi, Penanggung Jawab Bike to Unpad berharap agar sejarah yang ditorehkan Aes dengan menggunakan sepeda fixie untuk jarak jauh ini bisa membuat semakin banyak orang tertarik bersepeda dan menghijaukan kampusnya.
Saat ini, Aji sedang dalam perjalanan menuju Jambi. Ia hanya ditemani sepeda dan supply rantai, ban dalam, dan ban luar cadangan. Dengan sadel yang dihadiahkan teman dekatnya saat ia berulang tahun 22 Juli lalu, ia berharap tiba di kampung halaman sesuai perkiraan, 23 Agustus mendatang. Lalu apakah kisah Aes bersama sepedanya akan berhenti sampai di situ, tampaknya tidak. Kalau tidak ada halangan, setelah lebaran nanti ia berniat melanjutkan perjalanan bersepeda dari Jambi ke titik nol Aceh. (www.unpad.ac.id)
Label:
Seputar Sepeda
Lintas Alam Bendungan Walahar - Jatiluhur
Follow @SahabatSepeda
SMP alias "Sudah Makan Pulang. Karena, hari sudah semakin sore, usai makan saya dan Asep langsung pamitan pulang duluan. Karena, rencananya pak Purwanto dan temen2 dari Bekasi pada mau nginep di warungnya pak Bidin. Mereka memang sudah biasa nginep di sana setiap bersepeda ke Jatiluhur. Tepat pukul 15.30 saya dan Asep meninggalkan ujung Jatiluhur dengan segala keindahan dan keteduhannya. Cikampek masih 50 km lagi. Mudah-mudahan dua piring nasi yang masuk dalam perut saya cukup sebagai bahan bakar kami berdua selama menempuh perjalanan pulang menuju Cikampek.
Rasa penasaran memang bisa membawa kita ke hal-hal tak terduga. Siapa tahu, justru karena rasa ini, kami bisa menemukan lebih dalam lagi pesona nusantara ini. Entah dengan bersepeda, mendaki gunung atau apa saja.
Klik disini untuk lihat foto perjalanan selengkapnya!
Satu hari menjelang lebaran, sebuah pesan singkat singgah di inbox hp-ku. "Kamis, 01 Sepetember 2011, saya dan kawan2 dari Bekasi mau gowes ke Jatiluhur via Walahar, mau ikut ga mas?" Ajak Pak Purwanto via sms. Saya pun minta waktu satu hari untuk menjawab ajakannya itu karena waktunya bertepatan dengan hari pertama saya masuk kerja setelah libur lebaran kemaren. Setelah kupikir-pikir dan mengatur ulang jawal kerjaku akhirnya kuputuskan ikut ajakannya pak Purwanto. Tak lupa saya pun mengajak temen saya "Asep" untuk ikut pada perjalanan itu. Rute yang kami tempuh di mulai dari Walahar, Surya Cipta, Tegal Danas, Tanjakkan Pacul, Goa Masigit, Kuta Tandingan dan Jatiluhur menjadi finish perjalanan kami.
Perjalanan dari Walahar menuju Jatiluhur via kawasan Surya Cipta mungkin menjadi sedikit melelahkan dan membuat kami harus bermandikan keringat. Karena, meskipun masih pagi, terik matahari pagi itu sudah mulai menunjukkan kegarangan mukanya. Kami yang berada di bawahnya seakan ingin ditaklukkannya. Panasnya begitu terasa langsung meresap di ubun-ubun kepala kami. Sesekali kami pun menepi mencari tempat yang teduh untuk beristirahat. Ketika memasuki wilayah Kuta Tandingan tepatnya di perbatasan Purwakarta - Karawang, dimana jalur yang menurun dan berlika-liku meminta untuk dicumbui.
Setelah enam jam mengayuh melintasi single trex di punggungan perbukitan, kami tiba di ujung sebelah barat bendungan Jatiluhur. Untuk menaklukkan rasa lapar, kami menepi sejenak di warungnya pak Bidin, Jatiluhur. Satu bakul nasi dan dua kilo ikan nila ditemani sambal + lalapan menjadi sasaran tembak rasa lapar kami. Itupun sehabis bersabar sejenak menunggu nasi yang baru ditanak matang. Sesekali terlontar guyonan di antara kami sekadar mengusir lapar dan lelah setelah menempuh perjalanan -/+95 km. Sesaat setelah makanan tiba, langsunglah kami “beraksi”. Nasi yang masih panas seakan tak terasa saat kami melahapnya. Entah karena lapar, atau kami yang lagi kesurupan, entah lah... yang penting perut kenyang.SMP alias "Sudah Makan Pulang. Karena, hari sudah semakin sore, usai makan saya dan Asep langsung pamitan pulang duluan. Karena, rencananya pak Purwanto dan temen2 dari Bekasi pada mau nginep di warungnya pak Bidin. Mereka memang sudah biasa nginep di sana setiap bersepeda ke Jatiluhur. Tepat pukul 15.30 saya dan Asep meninggalkan ujung Jatiluhur dengan segala keindahan dan keteduhannya. Cikampek masih 50 km lagi. Mudah-mudahan dua piring nasi yang masuk dalam perut saya cukup sebagai bahan bakar kami berdua selama menempuh perjalanan pulang menuju Cikampek.
Bagi sebagian banyak orang, apa yang kami lakukan ini, mungkin dinilai kurang kerjaan atau buang-buang waktu. Itu sah-sah saja. Toh sejarah mencatat, esensi dari petualangan sangat sulit dipahami, bahkan hingga saat ini. Toh bagi kami, menjawab rasa penasaran, melintasi jalur perbatasan Purwakarta - Karawang, adalah petualangan tersendiri. Menuntaskan rasa penasaran atas dasar eksplorasi kepada hal-hal baru, adalah sesuatu yang manusiawi. Bisa jadi, rasa penasaran pula yang membuat Norman Edwin memberanikan diri menelusuri gua di seluruh penjuru Nusantara dan menjadi pelopor Speleologi (ilmu penelusuran goa) di Indonesia. Rasa penasaran juga membuat Don Hasman mencoba berjalan kaki sejauh 2.200.000 langkah dari Prancis menuju Spanyol selama 35 hari perjalanan.
Klik disini untuk lihat foto perjalanan selengkapnya!
Label:
Bersepeda
Langganan:
Postingan (Atom)