Pagi sekitar jam 06.30 wib tiba-tiba handphoneku berdering dan aku pun terbangun dari tidurku. Oh, rupanya Ujeng dan kawan-kawan berniat mengajaku bersepeda ke Jatiluhur. “Ka, mo ikut ga ngegowes ke Jatiluhur?” Ujeng mengajaku. “Ok, aku ikut tapi nanti aku pulang kerja langsung menyusul kalian duluan aja, aku masih di tempat kerja.” Jawabku. Pagi itu sepulang dari kerja aku langsung bertolak ke Jatiluhur. Beruntung semalam pekerjaan gak terlalu banyak sehingga dapat kuselesaikan dengan singkat dan aku pun bisa tertidur lelap tadi malam. Ditengah perjalanan kembali handphoneku berbunyi, ternyata kali ini telepon dari pak H. Kadir. “Ka, kami menunggu di Cilegong.” Pak H. Kadir mengabari. “Ok, aku baru nyampe Sadang.” Jawabku. Dengan semangat 45 kupercepat laju sepedaku.
Akhirnya setelah menempuh perjalanan 1,5 jam sampailah aku di Cilegong dan bertemu dengan kawan-kawan. Sejenak aku beristirahat dan mencari tempat tuk buang air kecil karena sudah kebelet semenjak diperjalanan tadi. Usai istirahat perjalanan kami lanjutkan. Untuk bisa sampai di Jatiluhur ada dua rute yang dapat kita tempuh, yang pertama rute Cinangka dan yang kedua yaitu rute Cikao. Kali ini kami memilih rute lewat Cikao. Karena rute ini memiliki track yang cukup landai dibandingkan lewat rute Cinangka sehingga kita tidak harus ekstra kerja keras dalam mengayuh sepeda agar bisa sampai di Jatiluhur.
Setelah menempuh setengah jam perjalanan akhirnya sampai juga kami di situ (danau) Jatiluhur yang menjadi kebanggaan Warga Jatiluhur Purwakarta.
Belum puas rasanya bila berkunjung ke situ Jatiluhur tanpa merasakan segarnya nyebur atau berenang di situ Jatiluhur. Danau Jatiluhur merupakan salah satu danau yang memiliki dasar pasir putih di dalamnya. Sebelum memutuskan kembali pulang tak lupa kami pun mengambil beberapa foto untuk melengkapi catatan ini, karena kurang lengkap rasanya sebuah cerita tanpa gambar. Ibarat sayur tanpa garam pasti hambar rasanya.
Akhirnya setelah menempuh perjalanan 1,5 jam sampailah aku di Cilegong dan bertemu dengan kawan-kawan. Sejenak aku beristirahat dan mencari tempat tuk buang air kecil karena sudah kebelet semenjak diperjalanan tadi. Usai istirahat perjalanan kami lanjutkan. Untuk bisa sampai di Jatiluhur ada dua rute yang dapat kita tempuh, yang pertama rute Cinangka dan yang kedua yaitu rute Cikao. Kali ini kami memilih rute lewat Cikao. Karena rute ini memiliki track yang cukup landai dibandingkan lewat rute Cinangka sehingga kita tidak harus ekstra kerja keras dalam mengayuh sepeda agar bisa sampai di Jatiluhur.
Setelah menempuh setengah jam perjalanan akhirnya sampai juga kami di situ (danau) Jatiluhur yang menjadi kebanggaan Warga Jatiluhur Purwakarta.
Belum puas rasanya bila berkunjung ke situ Jatiluhur tanpa merasakan segarnya nyebur atau berenang di situ Jatiluhur. Danau Jatiluhur merupakan salah satu danau yang memiliki dasar pasir putih di dalamnya. Sebelum memutuskan kembali pulang tak lupa kami pun mengambil beberapa foto untuk melengkapi catatan ini, karena kurang lengkap rasanya sebuah cerita tanpa gambar. Ibarat sayur tanpa garam pasti hambar rasanya.