Minggu, 05 Februari 2012
Follow @SahabatSepeda
.
Klik disini untuk lihat foto yang lainnya.
Cewek-cewek bersepeda? Kenapa enggak!. Cewek-cewek bersepeda tetap keliatan oke kok!! Ada sesuatu yang anggun indah tentang cewek naik sepeda. Pagi itu terlihat dua orang cewek yang sedang asyik bersepeda di kawasan Kota Bukit Indah atau biasa masyarakat seputaran Cikampek - Purwakarta menyingkatnya kawasan BIC (Bukit Indah City). Saya dan Asep pun akhirnya mencoba mengikutinya dan berkenalan dengan mereka. Kedua cewek itu bernama Kiki dan Niken. Jujur, saya salut sama mereka. Saat ini masih jarang loh cewek yang mau bersepeda. Sambil berkenalan, kaki kami pun masih terus mengayuh. "Mau gowes kemana?" tanyaku. "Muter-muter BIC aja." jawab mereka sambil tersenyum. Pagi itu ku coba mengajak mereka bersepeda ke trek tanah merah di Desa Dangdeur, Bungursari, Purwakarta. Ternyata mereka pun antusias menerima ajakkanku. Dari BIC kami pun langsung melaju menuju trek tanah merah Dangdeur. Memasukki trek tanah merah ternyata jalannya masih basah dan becek karena terguyur hujan beberapa hari kemaren. Namun kami tak memperdulikannya dan kami pun terus berjalan melaluinya. Niken dan Kiki memang baru pertamakali bersepeda di medan yang becek seperti ini. Tapi mereka tidak enggan untuk berkotor-kotoran dan bersemangat sekali berusaha melewati jalanan becek berlumpur itu walaupun pada akhirnya Niken sempat terjatuh ketika mengayuh sepedanya. Alhasil Niken pun tersungkur di jalanan berlumpur itu sehingga sebagian badannya belepotan lumpur. Melihat Niken tersungkur spontan, saya, Kiki dan Asep pun tertawa ngakak. Lucu, kasian, sekaligus kaget juga melihatnya. Asep pun dengan sigap langsung membantunya berdiri dan memindahkan sepedanya ke tempat yang agak kering.
Setelah kejadian itu kami pun melanjutkan kembali perjalanan. Namun belum jauh berjalan Asep sepedanya mengalami kerusakkan. Lagi-lagi RD-nya nyangkut ke jari-jari seperti yang pernah dialaminya ketika bersepeda ke daerah Cigelam setahun yang lalu. Beruntung kali ini RD-nya tak sampai patah, sehingga masih bisa diperbaiki. Usai diperbaiki kami pun bergegas melanjutkan perjalanan. Tapi perjalanan kami sedikit agak terhambat oleh tanah merah lengket yang menempel di ban sepeda kami. Sehingga sesekali kami harus mebersihkannya menggunakan ranting kayu agar tidak menjadi berat ketika dikayuh. Perlahan tapi pasti akhirnya kami pun tiba di perkampungan. Sejenak kami beristirahat sambil membersihkan badan kami dari cipratan lumpur yang menempel di badan kami sekaligus mencuci sepeda kami di tempat cuci stim yang ada di sekitar perkampungan itu.
Usai mencuci sepeda kami pun melanjutkan perjalanan pulang. Memasuki Desa Wanakerta terlihat sebuah warung sate maranggi. Aroma dan suasananya menggugah selera kami yang kebetulan memang sudah laper. Untuk menaklukkan rasa lapar, kami pun menepi sejenak di warung sate maranggi tersebut. Nasi timbel dan tiga puluh tusuk sate + Sop daging sapi sebagai pelengkapnya menjadi sasaran tembak rasa lapar kami..
Klik disini untuk lihat foto yang lainnya.
2 komentar:
pengalaman gowes yang indah mas, mesti diulang
Welcome di desa dangdeur :) welcomback agaain yaa mas brow
Posting Komentar