Seorang
Dody Johanjaya, kru sekaligus produser Jejak Petualang, dalam blog
JejakPetualang.Org memaparkan, selain hiking dan mountenering, menunggangi sepeda gunung (MTB) merupakan petualangan seru yang menantang. Beberapa kelebihan menggunakan MTB ketika bertualang atau sekedar jalan-jalan di alam, adalah daya jelajahnya yang sangat jauh ketimbang hiking dengan berjalan kaki. Semua medan yang bisa dilalui dengan berjalan kaki pasti bisa dengan menggunakan MTB. Kecuali medannya harus memanjat (rock climbing) atau turun tebing (rapeling)
Selain daya jangkau yang luas dan jauh, dengan bersepeda gunung kita akan merasakan sensasi yang tidak terkira bila menjumpai turunan panjang. Memacu sekencang-kencangnya sepeda, melibas tikungan, melompati gundukan, drop off di ceruk tanah…. merupakan pengalaman yang tidak akan terlupakan. Belum lagi hembusan angin kencang menerpa wajah ketika melaju sangat kencang di turunan… layaknya menunggangi jet coaster.
Semuanya mampu memacu adrenalin, membuat jantung berdetak kencang dan seolah-olah di dunia ini hanya ada kita, sepeda dan trek. Belum lagi ketika kita melaju menerobos semak, ranting dan dedaunan, seolah melalui sebuah lorong misterius…. seolah kita akan memasuki dunia lain.
Butuh jam terbang tinggi untuk bisa mengendalikan sepeda dengan baik dan aman di berbagai trek dengan kecepatan tinggi. Butuh skil dan ketrampilan yang tidak bisa instant kita peroleh tanpa main…main …dan main di alam. Semakin sering bersepeda kealam semakin terampil kita mengendalikan sepeda dan tahu apa yang kita lakukan bila menjumpai berbagai tipe trek. Sehingga kita tahu persis bagaimana melaju di trek tanah berpasir, trek berbatu (makadam), trek tanah liat licin, dan tanah tanah berlapis dedaunan busuk dan sebagainya.
Sebelum memulai petualangan bersepeda gunung di alam, pastikan kondisi tubuh dalam keadan fit dan bugar. Lupakan kegiatan ini bila kita dalam keadaan tidak fit atau sakit. Karena dalam kondisi tubuh tidak sehat hanya cari celaka dan hanya akan membuat repot teman seperjalanan. Kondisi badan tidak sehat akan membuat konsentrasi tidak maksimal, tenaga tidak ada dan hanya akan memperparah kondisi tubuh karena organ tubuh dipaksa bekerja keras.
Pastikan kondisi sepeda dalam keadan siap tempur. Cek rem apalah berfungsi sempurna, apakah kanvas rem masih tebal dan apakah minyak rem tidak bocor (rem hidrolik), lihat juga apakah karet rem masih tebal (v brake). Kencangkan baut (quickrelease) di hub. Cek juga angin di shock depan dan belakang tidak terlalu keras atau terlalu empuk. Basahi rantai dengan minyak pelumas. Rantai yang kering apalagi berkarat akan cepat rusak dan putus.
Pastikan tuas rem dan pemindah gigi bekerja sempurna. Demikian juga dengan system pemindah gigi apakah bekerja dengan baik, tidak lompat-lompat atau tidak mau pindah.
Bila menghadapi trek menanjak terjal pastikan gigi depan dan belakang di posisi ringan. Depan bilah crank yang paling kecil, dan belakang bilah seprocket yang paling besar. Bila terlalu ringan bisa disesuaikan dengan kayuhan. Pasang sadel tinggi, sehingga kita mengayuh seperti tengah berlari, ini akan meringankan kayuhan. Semakin terjal tanjakan semakin besar pula gaya grafitasi ke belakang. Kalau badan kita terlalu kebelakang maka ban depan kemungkinan akan terangkat dan kita akan terjatuh. Usahakan badan condong kedepan, untuk membuat ban depan tetap menapak di trek.
Kayuh perlahan, tidak usah terburu-buru atau bernafsu, nikmati semester demi semester trek menanjak yg kita lalui. Bernafaslah senormal mungkin, samakan irama ketika menginjak pedal lepas udara, ketika menarik pedal tarik nafas. Semakin kita sering bermain maka semakin kuat kita ditanjakan. Selebihnya ada masalah ketabahan dan kesabaran….. menjalani penderitaan.
Bila melibas turunan panjang dan cukup terjal, pastikan berat badan kita agak kebelakang. Ini dimaksudkan agar kita mengimbangi gaya grafitasi kedepan dan ban belakang tetap dmenapak di trek. Sehingga sepeda tetep bisa kita kendalikan. Jangan terlalu bernafsu melibas turunan. Lihat jauh ke depan, jangan ke ban depan. Di trek turunan kita akan melaju sangat kencang, dengan melihat jauh kedepan kita mampu melihat lebih luas trek di depan kita, kita akan tahu dan memutuskan akan mengambil jalur yang mana. Perhatikan baik-baik trek, apakah ada batu, akar yang menyilang, ceruk dalam, tanah berlumpur, tanah berlapis lumut dan sebagainya.
Diturunan terjal dan licin, jangan menggunakan rem depan, gunakan rem belakang sesekali untuk menurunkan kecepatan. Menekan keras-keras tuas rem belakang hanya akan membuat ban belakang melintir dan mengakibatkan ban belakang kehilangan kontraksi dengan tanah, sehingga sepeda sulit dikendalikan.
Bermain sepeda gunung selain menyenangkan juga beresiko dan berbahaya, maka kita perlu memakai helm, pelindung siku, lutut dan sarung tangan. Selain itu biasanya kita akan bermain di lokasi yang jauh dari keramaian, jauh dari warung makan, toko atau bengkel sepeda. Maka ransel (hydrobag) yang kita bawa harus kita isi dengan semua peralatan tersebut, seperti bawa makanan kecil dan minuman, jaket hujan, perlatan P3K, ban cadangan, pompa, pembuka ban, kunci L, lem dan tambal ban, alat penyambung rantai, minyak pelumas, batang pembuka ban.
Lebih baik ransel kita berat tapi kita aman dan nyaman bertualang dengan sepeda gunung di alam, daripada kita ingin enteng dan sama sekali tidak bawa peralatan. Kalau terjadi sesuatu di jalan, misalnya ban kempes atau rantai putus, berharap saja teman bawa peralatan, kalau tidak, maka kita akan menuntun sepeda kita sepanjang trek untuk cari bengkel, atau carter mobil ke kota. Memilukan bukan ?
Bila kita ingin merakit atau beli sepeda gunung, pastikan dulu jenis sepeda apa yang kita kehendaki disesuaikan dengan jenis permainan dan lintasan apa yang hendak kita lalui. Kalau kita hanya mau main di trek off road ringan, masuk keluar jalanan tanah di kampung-kampung. Maka pilihan kita adalah jenis sepeda cross country (XC) dengan shock depan saja (hardtail)
Kalau sepeda yang kita impikan diharapkan bisa dimainkan disegala medan, melewati tanjakan dan turunan yang tidak terlalu ekstrim maka pilihan sepeda all mountain (AM) dengan fullsuspension di bagian depan dan belakang sangat cocok.
Sedangkan bila kita ingin tantangan yang lebih seru, menuruni bukit atau gunung dengan kecepatan tinggi yang memacu adrenalin, melompati gundukan tinggi, atau drop off 1 – 2 meter, maka pilihan sepeda yang kita rakit adalah freeride (FR) atau downhill (DH).
Bila kita sudah tahu persis sepeda jenis apa yang kita kehendaki, kemudian berapa budget yang kita miliki. Kita sudah bisa merakit sepeda yang kita kehendaki. Inilah enaknya merakit sepeda gunung, bisa disesuaikan dengan budget yang kita miliki. Karena setiap saat bila kita punya uang lebih dan kita ingin tantangan lauin frame maupun komponen bisa kita upgrade ke yang lebih tinggi. Atau ganti sepeda denga spek yang mumpuni.
Untuk pemula, yang baru pertama kali main sepeda, jenis sepeda yang cocok adalah XC. Seiring dengan semakin seringnya main, semakin baiknya pengendalian di berbagai medan, maka bisa berganti kemudian ke sepeda AM, tidak berhenti sampai disitu kalau ingin tantangan lain, ingin mencoba drop off setinggi 1 meter lebih maka bisa merakit sepeda FR atau DH.
Banyak pilihan frame dan komponen sepeda XC, AM dan FR/DH di pasaran. Biasanya harga yang berbeda menentukan jenis bahan, berat atau ringan, ketahanan dan kenyamanan sebuah frame atau komponen sepeda gunung.
Banyak merk frame dan komponen diperjualbelikan di pasaran. Ada baiknya kita melihat-lihat dulu di toko-toko sepeda, pilih-pilih, browsing di internet, Tanya-tanya teman yang sudah lebih dulu main sepeda, menganai frame dan komponen apa yang bagus dan sesuai dengan budget yang kita miliki.
Merakit sepeda biasanya akan membuat budget membengkak, karena biasanya kita akan memilih frame dan komponen bagus. Kalau hal ini tidak ingin terjadi, pilihan satu-satunya adalah beli sepeda gunung utuh (full bike) yang tinggal kita tunggangi dan jalan.
Jangan lupa bawa alat komunikasi seperti HP atau HP Satelit atau kalau mau eksplore ke trek baru bawa peta dan GPS sangat dianjurkan. GPS berguna untuk merekam perjalanan kita, sehingga kalau kita akan kembali ke trek tersebut kita tidak perlu repot-repot bertanya atau mengingat-ingat. Atau kalau kita kesasar kita akan dituntun kembali ke trek semula. GPS juga menginformasikan kepada kita rata-rata kecepatan bersepeda (average speed), kecepatan maksimum di turunan (max speed), waktu bergerak (moving time), jarak tempuh (odo meter), waktu diam/istirahat (stop time), kontur trek, ketinggian tanah dari permukaan laut dan sebagainya.
Ok, selamat bertualang dengan sepeda gunung…..seperti biasa, jangan lupa berdoa.