Minggu, 08 Mei 2011. Hujan yang cukup deras akhirnya memaksa kami untuk menunda perjalanan kami pagi itu untuk beberapa jenak. Tujuan perjalanan kami pagi itu adalah ke tempat pemandian air panas Batu Kapur Subang. Hujan yang tak kunjung reda akhirnya membuat kami untuk melanjutkan perjalanan di bawah guyuran hujan. Karena tiga rekan kami yang lainnya (Wa Ata, Asep dan pak Yusak) mengabarkan kalo mereka sudah tiba di Sadang lebih dulu dan menunggu. Pukul 07.00 kami pun sampai di Sadang Purwakarta. Dari Sadang kami melanjutkan perjalanan menuju Dawuan untuk mampir ke rumahnya pak Momo rekan kerjanya pak Dedi Kusmayadi.
Ada sedikit musibah ketika menempuh perjalanan menuju Dawuan, tepat di jalan raya Cibatu. Salah satu rekan kami Herman mengalami bocor ban. Rupanya ban sepeda Herman terkena pecahan beling ketika sedang melaju. Akhirnya kami pun berhenti untuk menambalnya. Seusai ditambal perjalanan kami lanjutkan kembali. Pukul 10.30 kami pun sampai di Dawuan. Kami pun berhenti sejenak untuk membeli air minum kemasan karena bekal air kami sudah mulai mengering. Dari toko tempat kami membeli air minum kemasan, kami pun melanjutkan perjalan menuju rumah pak Momo di Desa RawaLele Kec. Dawuan. Pukul 11.30 kami pun sampai di rumahnya pak Momo.
Ada salah satu yang menarik perhatian saya ketika sampai di rumahnya pak Momo waktu itu, yaitu sebuah aliran sungai yang airnya mengalir di antara bebatuan alam sehingga membentuk sebuah riak-riak kecil. Saya pun langsung turun menuju sungai itu yang berada di belakang rumahnya pak Momo. Ntah kenapa setiap melihat air sungai atau pun air danau saya selalu ingin merasakan segarnya berenang atau mandi di tepiannya. Tak lama kemudian Herman pun ikut menyusul. Setelah puas mandi di sungai, saya dan Herman pun kembali ke rumahnya pak Momo dan bergabung kembali bareng rekan-rekan yang lain untuk menikmati segarnya es kelapa muda yang langsung dipetik dari kebunnya pak Momo. Kebetulan pak Momo sengaja membuatkannya untuk kami. Tepat pukul 12.00 nasi liwet pun mateng. Dengan lahap kami pun menyantap nasi liwet buatan pak Momo dan terhanyut dalam suasana perut kami yang udah sangat lapar. Semuanya terasa nikmat sekali. Ntah itu karena nasi liwetnya yang memang enak atau karena perut kami yang memang udah sangat lapar sekali. Yang pasti sih semua itu karena dinikmati dengan penuh kebersamaan.
Ada salah satu yang menarik perhatian saya ketika sampai di rumahnya pak Momo waktu itu, yaitu sebuah aliran sungai yang airnya mengalir di antara bebatuan alam sehingga membentuk sebuah riak-riak kecil. Saya pun langsung turun menuju sungai itu yang berada di belakang rumahnya pak Momo. Ntah kenapa setiap melihat air sungai atau pun air danau saya selalu ingin merasakan segarnya berenang atau mandi di tepiannya. Tak lama kemudian Herman pun ikut menyusul. Setelah puas mandi di sungai, saya dan Herman pun kembali ke rumahnya pak Momo dan bergabung kembali bareng rekan-rekan yang lain untuk menikmati segarnya es kelapa muda yang langsung dipetik dari kebunnya pak Momo. Kebetulan pak Momo sengaja membuatkannya untuk kami. Tepat pukul 12.00 nasi liwet pun mateng. Dengan lahap kami pun menyantap nasi liwet buatan pak Momo dan terhanyut dalam suasana perut kami yang udah sangat lapar. Semuanya terasa nikmat sekali. Ntah itu karena nasi liwetnya yang memang enak atau karena perut kami yang memang udah sangat lapar sekali. Yang pasti sih semua itu karena dinikmati dengan penuh kebersamaan.
Waktu sudah menunjukkan sekitar pukul 13.30, usai menikmati nasi liwet kami pun berpamitan untuk melanjutkan perjalanan kami. Terima kasih banyak buat pak Momo beserta keluarga karena sudah mau repot-repot menjamu kami. Dari rumah pak Momo, kami langsung bertolak menuju pemandian air panas Batu Kapur, sekitar 20 km dari Dawuan. Setelah kurang lebih 2,5 jam mengayuh pedal sekitar pukul 17.00 akhirnya saya, Asep dan Andri tiba lebih dulu di pemandian air panas Batu Kapur Subang. Sambil menunggu yang lain sejenak saya beristirahat untuk melepas rasa lelah. Setelah menunggu kurang lebih setengah jam akhirnya rekan-rekan yang lain pun tiba. Dan kami segera menuju kolam rendam air panas. Harga tiket berendamnya Rp. 8000 sepuasnya. Tapi waktu itu kami menawarnya terlebih dahulu sehingga jadi Rp. 5000. Lumayankan...hahaha... Hilang semua rasa pegal di badan ini setelah beberapa jam berendam di kolam air panas. Otot-otot kami yang menegang kini kembali lentur. Setelah puas berendam kami pun segera kembali pulang. Karena hari udah mulai gelap dan rekan-rekan pun udah merasa kelelahan serta kami yang tak membawa
alat penerangan untuk jalan di malam hari, akhirnya kami memutuskan mencarter mobil truk untuk mengantar kami pulang ke Cikampek.
0 komentar:
Posting Komentar