Terakhir kali saya menjejakkan kaki di kota Garut sekitar tahun 2006 yang lalu. Tujuan perjalanan saya dan kawan-kawan waktu itu adalah gunung Papandayan. Rasa kangen akan sejuknya kota Garut membawa saya kembali menjejakkan kaki di kota Parahiyangan yang dikenal sebagai kota Dodol ini. Tujuan perjalanan saya dan kawan-kawan kali ini adalah gunung Cikurai / Cikuray.
Antrian kendaraan arus balik lebaran 2010 di jalur Nagrek membuat perjalanan menuju Garut kali ini menjadi 3 kali lebih lama dari waktu tempuh biasanya yang hanya memakan waktu tempuh sekitar 4 jam dari Cikampek. Sehingga membuat kita baru bisa tiba di Garut setelah Magrib. Menjelang terminal Garut hujan pun turun cukup deras. Seolah menyambut kedatangan kami yang baru saja tiba di Garut.
Di gunung ini juga masih banyak terdapat tanaman Kantung Semar (Nepenthes) yang terkenal sebagai tanaman pemakan serangga. Tanaman ini juga sering digunakan para survivor sebagai media bertahan hidup bila tidak bisa menemukan mata air. Karena kantung dari tanaman ini yang berbentuk bulat seperti tokoh pewayangan "Semar" mampu menampung air saat hujan turun. Gunung Cikurai memiliki ketinggian 2818 Mdpl. terletak di Kab. Garut Jawa Barat dan merupakan gunung tertinggi keempat di Jawa Barat setelah Gunung Gede.
Hujan deras menyambut kami saat akan melakukan pendakian. Terpaksa kami harus mendaki di bawah guyuran hujan yang tak kunjung henti, mulai dari menjelang pendakian hingga turun gunung kembali. Sungguh, sebuah pendakian yang sangat melelahkan. Rasa putus asa sesekali hinggap di kepala kami, namun demikian dengan semangat dan tekad yg kuat, kami coba terus berusaha melawan dan menghapus rasa putus asa kami sampai pada akhirnya kami berhasil mencapai ujung kerucut gunung Cikurai.
Antrian kendaraan arus balik lebaran 2010 di jalur Nagrek membuat perjalanan menuju Garut kali ini menjadi 3 kali lebih lama dari waktu tempuh biasanya yang hanya memakan waktu tempuh sekitar 4 jam dari Cikampek. Sehingga membuat kita baru bisa tiba di Garut setelah Magrib. Menjelang terminal Garut hujan pun turun cukup deras. Seolah menyambut kedatangan kami yang baru saja tiba di Garut.
Tanpa mengulur waktu, dari terminal Garut kami lanjutkan perjalanan menuju Patrol dengan menumpang angkutan kota. Dari Patrol kami lanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuju pos pendakian untuk mengurus perijinan. Usai mengurus segala administrasi pendakian, dari pos pendakian kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan hingga rellay TV. Setelah menempuh perjalanan selama 4 jam, akhirnya kami pun tiba rellay TV tepat tengah malam. Segera kami mendirikan camp dan mengisi perut sejenak sebelum akhirnya beristirahat malam itu.
Pagi pun tiba kembali. Pagi itu, 13 September 2010 (saya, Irwenk, Tono, dan Babay) sudah berada di titik awal pendakian gunung Cikurai. Gunung Cikurai terkenal dengan puncaknya yang mengerucut dan terbilang gunung yang masih perawan. Kenapa di katakan perawan? karena gunung ini termasuk gunung yang masih jarang didaki. Tidak seperti tetangganya yaitu gunung Papandayan yang selalu banyak di datangi oleh para pendaki, mulai dari pendaki lokal maupun pendaki asing.
Di gunung ini juga masih banyak terdapat tanaman Kantung Semar (Nepenthes) yang terkenal sebagai tanaman pemakan serangga. Tanaman ini juga sering digunakan para survivor sebagai media bertahan hidup bila tidak bisa menemukan mata air. Karena kantung dari tanaman ini yang berbentuk bulat seperti tokoh pewayangan "Semar" mampu menampung air saat hujan turun. Gunung Cikurai memiliki ketinggian 2818 Mdpl. terletak di Kab. Garut Jawa Barat dan merupakan gunung tertinggi keempat di Jawa Barat setelah Gunung Gede.
Hujan deras menyambut kami saat akan melakukan pendakian. Terpaksa kami harus mendaki di bawah guyuran hujan yang tak kunjung henti, mulai dari menjelang pendakian hingga turun gunung kembali. Sungguh, sebuah pendakian yang sangat melelahkan. Rasa putus asa sesekali hinggap di kepala kami, namun demikian dengan semangat dan tekad yg kuat, kami coba terus berusaha melawan dan menghapus rasa putus asa kami sampai pada akhirnya kami berhasil mencapai ujung kerucut gunung Cikurai.
Setelah dua kali melakukan pendakian dan gagal mencapai puncaknya karena sesuatu hal yang tak memungkinkan untuk melanjutkan pendakian pada tahun 2003 dan 2006 lewat jalur Bayongbong dan Cikajang, akhirnya di pendakian kali ketiga ini kami berhasil menjejakkan kaki di puncak Cikurai pada tanggal 13 September 2010 tepat jam 13.30 Wib lewat jalur Dayeuh Manggung Cilawu.
Rute Pendakian
Untuk mencapai Cikurai dapat ditempuh dengan naik kendaraan umum dari Jakarta atau kota Anda masing-masing menuju terminal Guntur. Dari sana diteruskan dengan angkutan kota (berwarna putih biru) menuju jalur pendakian dengan tarip Rp. 5000,- Ada tiga jalur yang bisa kita tempuh untuk melakukan pendakian ke Gunung Cikurai yaitu Cikajang, Bayongbong dan Dayeuh Manggung. Ketiga jalur tersebut menawarkan medan yang sangat menarik dengan karakteristik yang berbeda-beda. Bila Anda melakukan pendakian melalui jalur Dayeuh Manggung Cilawu, sebelum mencapai puncak Anda akan melewati luasnya hamparan perkebunan teh dan beberapa rellay TV swasta dan TVRI seperti yang terlihat di belakang foto kami.
Dari ketiga jalur tersebut, jalur yang biasanya digunakan adalah dari Dayeuh Manggung Desa Cilawu, Garut. Untk menuju kesana dari terminal bus Guntur Garut dilanjutkan dengan menumpang angkutan kota (berwarna putih biru) menuju jalur pendakian dengan tarip Rp. 5000 dengan trayek Garut - Cilawu (kalau gak salah 06 nomernya sedikit lupa ^_^), mobil ini menunggu penumpangnya dibelakang terminal didekat pasar. Kemudian turun di Patrol, bilang saja pada supirnya Patrol yang menuju ke perkebunan teh Dayeuh Manggung, dari patrol kemudian perjalanan dilanjutkan menuju titik awal pendakian di pemancar stasiun TV dengan menumpang ojek motor dengan tarifnya sekitar Rp.20.000,- per orang kami juga kurang tahu berapa pastinya. Karena kebetulan waktu itu kami berjalan kaki. Jarak yang ditempuh kurang lebih 15 kilometer dan dapat ditempuh dengan waktu 3-4 jam.
Catatan : Untuk menuju ketiga jalur tersebut bisa menggunakan angkutan kota yang sama.
Gunung Cikurai tidak memiliki tempat perijinan resmi. Akan tetapi sekedar untuk ijin mendaki, ketika sudah memasuki wilayah perkerbunan teh, pendaki harus minta ijin satpam perkebunan dan bisa juga sekalian memberitahukan rencana pendakian. Agar jika terjadi sesuatu, ada informasi jelas tentang keberadaan Anda di Cikurai.
0 komentar:
Posting Komentar