Posting Terbaru

Mengayuh Pedal Hingga Jatiluhur

Klik Gambar untuk lihat tampilan penuh
Pagi sekitar jam 06.30 wib tiba-tiba handphoneku berdering dan aku pun terbangun dari tidurku. Oh, rupanya Ujeng dan kawan-kawan berniat mengajaku bersepeda ke Jatiluhur. “Ka, mo ikut ga ngegowes ke Jatiluhur?” Ujeng mengajaku. “Ok, aku ikut tapi nanti aku pulang kerja langsung menyusul kalian duluan aja, aku masih di tempat kerja.” Jawabku. Pagi itu sepulang dari kerja aku langsung bertolak ke Jatiluhur. Beruntung semalam pekerjaan gak terlalu banyak sehingga dapat kuselesaikan dengan singkat dan aku pun bisa tertidur lelap tadi malam. Ditengah perjalanan kembali handphoneku berbunyi, ternyata kali ini telepon dari pak H. Kadir. “Ka, kami menunggu di Cilegong.” Pak H. Kadir mengabari. “Ok, aku baru nyampe Sadang.” Jawabku. Dengan semangat 45 kupercepat laju sepedaku.
Akhirnya setelah menempuh perjalanan 1,5 jam sampailah aku di Cilegong dan bertemu dengan kawan-kawan. Sejenak aku beristirahat dan mencari tempat tuk buang air kecil karena sudah kebelet semenjak diperjalanan tadi. Usai istirahat perjalanan kami lanjutkan. Untuk bisa sampai di Jatiluhur ada dua rute yang dapat kita tempuh, yang pertama rute Cinangka dan yang kedua yaitu rute Cikao. Kali ini kami memilih rute lewat Cikao. Karena rute ini memiliki track yang cukup landai dibandingkan lewat rute Cinangka sehingga kita tidak harus ekstra kerja keras dalam mengayuh sepeda agar bisa sampai di Jatiluhur.
Setelah menempuh setengah jam perjalanan akhirnya sampai juga kami di situ (danau) Jatiluhur yang menjadi kebanggaan Warga Jatiluhur Purwakarta.
Belum puas rasanya bila berkunjung ke situ Jatiluhur tanpa merasakan segarnya nyebur atau berenang di situ Jatiluhur. Danau Jatiluhur merupakan salah satu danau yang memiliki dasar pasir putih di dalamnya. Sebelum memutuskan kembali pulang tak lupa kami pun mengambil beberapa foto untuk melengkapi catatan ini, karena kurang lengkap rasanya sebuah cerita tanpa gambar. Ibarat sayur tanpa garam pasti hambar rasanya.

Web Browser Terbaik Tahun 2010


Saat ini banyak bermunculan Web Browser terbaru dengan keunggulannya masing-masing sehingga persaingan pun kini semakin ketat saling memposisikan masing-masing tuk jadi yang terbaik. Berikut ini urutan perinkat terbaik beberapa Web Browser yang didapat dari berbagai sumber:
1. Firefox
Firefox kini menjadi yang nomor satu didunia berkat dukungan adds-on nya yang berkualitas serta tingkat keamanan yang terjamin juga kecepatan internet yang supeerrr…..
jadi memang pantas jika Firefox menyandang predikat “The Best 2010 Browser”


2. Google Chrome
Wah…,, google kembali merambah karirnya di dunia web browser. dengan kecepatan plus-plus yang diberikan browser ini, mungkinkah ia merangkak ke puncak juara browser 2011?
nantikan saja review terbaru…


3. Internet Explorer
Internet Explorer buatan Microsoft turun peringkat ke peringkat 3 browser terfavorit. browser lainnya yang lebih mendukung kecepatan ber-internet membuatnya harus mengakui keunggulan firefox dan chrome.




4. Opera
jika didunia mobile phone, opera berhasil meraih predikat the best, namun di komputer, ia hanya mampu meraih peringkat ke-4. namun walau begitu, dalam beberapa bulan launching opera v10, opera berhasil mendapat 10,000,000 download. wow…, congratulation.






5. Safari
Browser safari mampu menduduki peringkat kelima terbaik untuk tahun ini. browser ini paling sering digunakan di sistem operasi machintos.


Sepeda Wisata ke Monumen Rawa Gede

Minggu, 23 Mei 2010. Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional, PT. Sampoerna untuk Indonesia mengadakan acara Sepeda wisata ke Monumen Rawa Gede. Selain bersepeda di sana juga PT. Sampoerna melakukankan baksos yaitu pemeriksaan kesehatan gratis  bagi masyarakat Cibalong Sari. Tak ketinggalan juga ibu Wakil Bupati berkesempatan hadir di sana. Perwakilan dari Triple-C, Asep, Andri, Utek, Munjin dan Eka ikut serta dalam acara itu. Di akhir acara kita berkesempatan berbincang dengan Saksi kunci yang masih hidup dan berkesempatan ikut menabur bunga di Taman Makam Pahlawan Sampurna Raga bareng Ibu Wakil Bupati Karawang.


Monumen Rawa Gede didirikan untuk mengenang tewasnya 200 orang warga sipil yang teguh mempertahankan tempat persembunyian Pejuang Kemerdekaan, demi mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia. Dalam diorama ini digambarkan kebiadaban dan kekejaman Tentara Belanda yang sedang membantai rakyat yang tak berdosa, termasuk diantaranya anak-anak dan perempuan. Di lingkungan Monumen Rawa Gede ini terdapat 200 makam rakyat yang rela mati demi mempertahankan kemerdekaan. Lokasi Monumen Rawa Gede terletak di Kecamatan Rawamerta 10 km dari Ibu Kota Kabupaten Karawang. (Karawangkab.go.id)


KOMPAS FUN BIKE 2010

KOMPAS FUN BIKE 2010


Penyelenggaraan dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal : Minggu, 6 Juni 2010

Tempat Start : Graha Kompas
Jl. LLRE. Martadinata No. 46 Bandung

Finish : Kota Baru Parahyangan

Waktu : 06.00 WIB

Biaya pendaftaran : Rp. 25.000,-

Hadiah : 1 unit Mobil (Door Prize)
3 unit Suzuki Smash
13 unit sepeda Polygon
1000 paket langganan Kompas
Lemari es, Notebook.Handphone, Kamera digital, Helm sepeda
& hadiah menarik lainnya.

Route :
Start dari Grha Kompas Gramedia Jl. LLRE Martadinata No. 46, finish di Kota Baru Parahyangan melalui Jl. LLRE Martadinata – Jl. Merdeka – Jl. Tamblong – Jl. Asia Afrika – Jl. Sudirman – Jl. Amir Machmud – Jl. Raya Cilember/Cibabat – Jl. Gatot Subroto – Jl. Gedung Empat – Jl. Ganda Wijaya – Jl. Amir Machmud – Jl. Raya Barat – Jl. Gado Bangkong – Jl. Cimareme – Kota Baru Parahyangan

Fasilitas bagi peserta : Kaos, asuransi, handuk, teh botol Less Sugar.

Tempat Pendaftaran :
Sekretariat Bandung Bicycle Club
Jl. Katalina II No. 8
Perumahan Cendrawasih
Cibeureum – Bandung

Atau menghubungi
Bpk. Ary 022-91800109
Bpk. Iwan 081220875502
Kami tidak melayani pemesanan via E-mail/Facebook

Sepeda Teknologi F1

Bisa dibilang ini sepeda tercanggih saat ini. Bagaimana tidak, perancangnya adalah insinyur (engineer) Formula One, balapan mobil tercanggih di bumi.
Sepeda jalanan (road bike) berangka serat karbon ini diberi nama Factor 001. Di dalamnya ada teknologi :

  • accelorometer yang mengukur derajat kemiringan kiri/kanan, sudut dan tingkat tanjakan
    dan data lainnya termasuk kecepatan roda belakang, torsi rata-rata,
    minimal, maksimal tiap kayuhan,
  • pengukur data biometrik yang mengukur detak jantung, pernapasan, suhu kulit dan suhu tubuh inti.
  • layar LCD sentuh yang menampilkan semua data di atas,
  • rem cakram dari keramik (meminimalisir panas),
  • rangka tanpa sambungan yang dibuat khusus sesuai ukuran pengguna,

Mau tahu harganya? Awas, jangan sampai lompat dari kursi .... Rp 454.551.451 yap empat ratus lima puluh lima juta. (£20.000 untuk sepedanya, dan £7000 untuk software).

Target pasar sepeda ini jelas, atlit profesional dan orang kaya penyuka gadget.

Nah, kalau Anda punya uang segitu mau dibeliin sepeda ini tidak?


Sumber : bikeradar

Jangan Takut dengan Aspartame!

Belakangan ini masyarakat telah dirisaukan oleh pemberitaan tentang bahaya aspartame atau pemanis buatan. Tanpa sebab yang jelas masyarakat dibuat paranoid oleh berita tersebut. Tapi, benarkah aspartame ini berbahaya bagi kesehatan? Simak info lengkapnya di sini!

Aspartame adalah sejenis pemanis buatan yang biasa digunakan oleh beberapa produk-prouduk makanan maupun minuman. Menurut berita yang beredar aspartame dapat mengganggu fungsi tubuh seperti pengerasan otak, pengerasan sumsum tulang belakang hingga lupus. Namun berita tersebut tidak benar atau isu belaka.

Menyikapi hal ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan klarifikasi tentang berita yang beredar tersebut dan menegaskan bahwa Aspartam dan siklamat yang merupakan jenis pemanis buatan aman untuk dikonsumsi. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No.722 tahun 1988 tentang Bahan Tambahan pada Makanan.

Aspartame dikategorikan aman berdasarkan Keputusan Codex stan 192-1995 Rev. 10 Tahun 2009. Codex Alimentarius Commision (CAC) adalah Lembaga Internasional yang ditetapkan FAO/WHO untuk melindungi kesehatan konsumen dan memberikan jaminan kepada konsumen adanya perdagangan yang jujur.

Codex menyebutkan bahwa Aspartame dapat digunakan untuk berbagai jenis makanan dan minuman, antara lain makanan ringan, minuman berbasis susu dan juga permen yang banyak di jual di pasaran. Penggunaan aspartame dalam makanan dan minuman sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dikatakan aman jika penggunaannya sesuai dengan batas-batas yang telah ditentukan.

Untuk informasi lebih lanjut Anda bisa menghubungi Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK) Badan POM di 021-4263333 dan 021-32199000 atau email ulpk@pom.go.id dan ulpkbadanpom@yahoo.com atau Layanan Informasi Konsumen di Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia. (detikfood.com)

Sentosa XC Race, Purwakarta 18 April 2010

PURWAKARTA, 18 April 2010 Siang itu terik matahari di langit Jatiluhur sudah berada di atas puncaknya. Matahari tak sungkan menunjukkan kegarangan mukanya. Semua orang yang berada di bawahnya seakan ingin ditaklukkannya. Namun hal itu tak mampu menyurutkan empat pembalap dari tim MTB-M Polygon untuk merebut juara kelas Men Elite dalam lomba Sentosa Bike XC Race Jatiluhur 2010 yang berlangsung di bibir Bendungan Jatiluhur Purwakarta. Gelar juara pertama diraih Bandi Sugito yang baru saja bergabung dalam tim MTB-M Polygon. Runner up diraih Chandra Rafsanzani juga dari tim MTB-M Polygon, serta Dadi Nurcahyadi sebagai juara ketiga. Selain ketiga pebalap sekaligus atlet nasional itu, terdapat pula Agus Suherlan yang mampu menempati posisi kelima.

Start kelas men elite dibuka tepat pukul 1 siang dan diikuti lebih dari 9 pebalap. Seluruh peserta wajib menyelesaikan sebanyak 8 laps dengan total jarak sepanjang kurang lebih 35 km. Sejak lepas dari garis start hingga tanjakan pertama, seluruh peserta masih tampak beriringan. Menjelang tanjakan kedua dan terberat, tiga pebalap dukungan Polygon yang terdiri atas Dadi, Bandi, Chandra, berhasil memimpin lomba. Ketiganya tampak bergantian saling melaju terdepan meninggalkan pembalap lain.

Memasuki lap kedua, ketiga pembalap ini semakin memperlebar jarak hingga berselisih sekitar satu menit. Pembalap di rombongan kedua, diisi Agus Suherlan, Arief Rizka, dan Fendi Saputra. Beberapa pebalap di belakang semakin tercecer jauh. Pada lap ke empat, kayuhan trio atlet berjersey merah putih ini tak terbendung lagi hingga mencapai gap lebih dari 6 menit dengan pembalap urutan keempat.

Menjelang final lap, Chandra dan Bandi melakukan break mendadak di area turunan panjang. Sementara, Dadi Nurcahyadi terlambat beberapa detik. Dengan aksinya itu, Chandra dan Bandi langsung melesat dan meninggalkan Dadi dengan gap sekitar 20 detik pada jarak 1 km menuju finish. Duel sprint panjang antara dua pebalap pun terjadi, ketika lomba hanya menyisakan jarak sekitar 200 meter lagi. Dalam tikungan terakhir, Bandi melihat celah lowong di sisi kanan dalam. Hanya sekejap mata, kesempatan menjadi juara beralih dari Chandra ke pundak Bandi. Chandra yang semula sempat unggul seperempat roda harus mengakui timing tepat yang dilakukan Bandi pada 100 meter selepas tikungan terakhir. Meski mengerahkan tenaga kayuhan hingga maksimal, Bandi pun tetap unggul sedetik di depan Chandra saat melindas garis finish.

Adu sprint antara Bandi dan Chandra benar-benar menunjukan sportifitas yang terjadi di antara kedua atlet nasional ini. Meski sama-sama berasal dari satu nama tim, MTB-M Polygon, mereka tetap bertarung sekuat tenaga untuk menjadi yang terbaik.

Women Open

Gelar ratu MTB XC nasional memang layak disandang Kusmawati Yazid. Untuk kesekian kalinya, atlet wanita kelahiran Ciamis - Jawa Barat ini tampil tak tertandingi dan merebut juara kelas Women Open XC Race Jatiluhur 2010. Sejak start hingga finish, ia terus melaju terdepan dan semakin konsisten memperlebar jarak. Alhasil selisih catatan waktu Kusma dengan pebalap kedua, Laelatus Saadah dari tim Sentosa Purwakarta, ketika menyentuh finish nyaris mendekati 5 menit.

Hasil lain yang cukup membanggakan terjadi pula dalam kelas Master A dan Senior Open. Martha Mufreni dari tim H4 Green Project Polygon tampil sebagai juara kedua kelas Master A, sementara Nenda Rohmat dari tim MTB-M Polygo juga merebut juara kedua Senior Open.

Race Result:

Men Elite - 8 laps

1. Bandi Sugito (MTB-M Polygon) 1:22:49
2. Chandra rafsanzani(MTB-M Polygon) 1:22:50
3. Dadi Nurcahyadi(MTB-M Polygon) 1:23:29
4. Fendi Saputra (Bagus Bike Tangerang) 1:29:42
5. Agus Suherlan (MTB-M Polygon) 1:34:22
6. Arief Rizka (Sinar Sentosa Purwakarta) 1:32:08

Women Open - 4 laps

1. Kusmawati Yazid (MTB-M Polygon) 35:01.00
2. Laelatus Saadah (Sentosa Purwakarta) 39:30.00
3. Diana Intan Purnamasari (BBC) 39.53.00

Senior Open - 6 laps

1. Lukman (GBC-Graha Biker Club) 1:00:30.123
2. Nenda Rohmat (MTB-M Polygon) 1:05:01.234
3. Risman (SBC-Sukabumi) 1:06:15.354
4. Susandi (SInar Sentosa Purwakarta) 1:07:05.675
5. Agus Jaelani Saputra (TRB) 1:08:00.328

Master A - 4 laps

1. Usman Marco (TRB) 48:59.904
2. Martha M (H4 Green Project Polygon) 50:25.259
3. Pangeran (Bagus Bike) 50:26.198

*Sumber : id.polygoncycle.com


Bajing & Tupai Serupa Tapi Tak Sama

Tulisan kali ini memang sedikit berbelot isinya atau bisa dikatakan tidak sesuai dengan nama blog  pribadi saya. Tapi gak ada salahnya juga kan? Saya pribadi sangat suka dengan kedua hewan ini. Anda tahu Bajing & Tupai? Banyak yang mengira kalau bajing dan tupai adalah hewan yang sama. Pada hal kedua hewan ini sangatlah berbeda walaupun secara fisik kedua hewan ini hampir memiliki kesamaan. Untuk dapat membedakan keduanya mari kita berkenalan dengan kedua hewan ini lebih jauh.

Bajing

Bajing adalah sekelompok mamalia kecil yang termasuk kedalam binatang mengerat seperti tikus hanya saja berbeda bangsa. Bajing termasuk kedalam ordo Rodentia (hewan pengerat). Bajing ada yang hidup di tanah dan ada juga yang hidup di pohon. Mereka termasuk kedalam satwa arboreal atau satwa yang menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk beraktivitas di atas pohon. Bajing ini sangat suka memakan buah-buahan sangat beda dengan tupai yang suka makan serangga, karena itulah bajing sering dianggap sebagai hama oleh para petani ladang karena sering merusak ladang dan memakan buah-buahan terutama kelapa.

Menurut penelitian Bajing terdiri atas 51 genus dan 278 spesies (jenis). Beberapa jenis Bajing yang terdapat di Indonesia antara lain:
  • Ratufa bicolor (Jelarang); Hutan tropis dan subtropis di Asia termasuk Indonesia.
  • Callosciurrus prevostii (Bajing Tiga Warna); Kalimantan
  • Callosciurrus nigrovittatus (Bajing Hitam); Thailand, Semenajung Malaya, Sumatra dan Jawa.
  • Callosciurrus notatus (Bajing Kelapa); terdapat di Semenanjung Malaya, Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali dan Lombok, serta pulau-pulau di sekitarnya
  • Callosciurrus adamsi (Bajing Telinga Botol); Endemik Kalimantan
  • Callosciurrus orestes (Bajing Kelabu); terdapat di Kalimantan
  • Sundasciurus hippurus (Bajing Ekor Kuda): Kalimantan
  • Sundasciurus lowii (Bajing Ekor Pendek): Kalimantan
  • Sundasciurus tenuis (Bajing Bancirot); Kalimantan
  • Sundasciurus jentinki (Bajing Jentink); Kalimantan
  • Sundasciurus brookei (Bajing Brooke); Kalimantan
  • Sundasciurus juvencus (Bajing Palawan); Jawa dan Bali
  • Glyphotes simus (Bajing Kerdil Perut Merah); Endemik Kalimantan
  • Nannosciurus melanotis (Bajing Kerdil Telingan Hitam); Jawa dan Kalimantan
  • Rubrisciurus rubriventer (Bajing Besar Sulawesi); Endemik Sulawesi
  • Petinomys hageni (Bajing Terbang Kepala Tengguli): Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, dan Kalimantan
  • Petinomys genibarbis (Bajing Terbang Berjambang): Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, dan Kalimantan
  • Petinomys setosus (Bajing Terbang Dada Putih): Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, dan Kalimantan
  • Petinomys vordermanni (Bajing Terbang Pipi Jingga); Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, dan Kalimantan
  • Petinomys sagitta (Bajing Terbang Jawa); Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, dan Kalimantan
  • Lariscus insignis (Bajing Tanah Bergaris Tiga); Kalimantan
  • Dremomys everetii (Bajing Gunung); Kalimantan
  • Rhinosciurus laticaudatus (Bajing Tanah Moncong Runcing); Kalimantan
  • Exilisciurus exilis (Bajing Kerdil Dataran Rendah); Kalimantan
  • Exilisciurus whiteheady (Bajing Kerdil Telinga Kuncung): Kalimantan
  • Rheithrosciurus macrotis (Bajing Tanah Ekor Tegak)
  • Petaurillus hosei (Bajing Terbang Hose)
  • Lomys horsfield (Bajing Terbang Ekor Merah)
  • Aeromys tephromelas (Bajing Terbang Hitam)
  • Hylopetes lepidus (Bajing Terbang Pipi Kelabu)
  • Pteromyscus pulverulentus (Bajing Terbang Berbedak)
  • Petaurista petaurista (Bajing Terbang Rakasasa Merah)

Tupai

Tupai adalah sekelompok mamalia kecil yang mirip dengan bajing. Secara ilmiah, tupai tidak sama dan jauh kekerabatannya dari keluarga bajing. Perbedaan diantara bajing dan tupai sangat terlihat jelas dari moncongnya. Tupai memiliki moncong sangat panjang pada bagian muka yang terdapat mulut dan hidung. Sedangkan Bajing memiliki moncong yang tidak terlalu panjang seperti halnya tupai, bagian muka (mulut dan hidung) relatif agak rata atau datar.
Makanan utama tupai adalah serangga, dan dahulu dimasukkan ke dalam bangsa Insectivora (pemakan serangga), sedangkan bajing termasuk bangsa Rodentia (hewan pengerat) bersama-sama dengan tikus walaupun berbeda bangsa. Menurut penelitian Indonesia yang memiliki jenis Tupai terbesar di dunia. Dari 20 spesies Tupai yang ada di dunia, 12 diantaranya tersebar di Indonesia. Spesies-spesies Tupai yang ada di Indonesia tersebut antara lain:
  • Tupai ekor-kecil (Dendrogale melanura). Di Kalimantan
  • Tupai mentawai (Tupaia chrysogaster). Endemik Kepulauan Mentawai.
  • Tupai bergaris (Tupaia dorsalis). Kalimantan
  • Tupai akar (Tupaia glis). Kalimantan, Sumatra, Jawa dan Semenanjung Malaya.
  • Tupai ramping (Tupaia gracilis). Kalimantan, Karimata, Bangka dan Belitung.
  • Tupai kekes (Tupaia javanica). Sumatra, Nias, Jawa dan Bali.
  • Tupai kecil (Tupaia minor). Sumatra, Kalimantan, dan Semenanjung Malaya.
  • Tupai gunung (Tupaia montana). Terbatas di pegunungan di Kalimantan bagian utara.
  • Tupai tercat (Tupaia picta). Kalimantan.
  • Tupai indah (Tupaia splendidula). Kalimantan bagian selatan, Karimata, Natuna, dan Pulau Laut.
  • Tupai tanah (Tupaia tana). Sumatra dan Kalimantan.
  • Tupai ekor-sikat (Ptilocercus lowii). Semenanjung Malaya, Sumatra, Kalimantan dan pulau-pulau di sekitarnya.
Dalam bahasa Inggris, tupai disebut treeshrew, yang arti harfiahnya cerurut pohon (tree pohon, shrew cerurut) meskipun tidak semuanya hidup di pohon (arboreal).

2 Teroris Tewas di Cikampek

Cikampek - Warga Babakan Jati Desa. Cikampek Timur tiba-tiba dikagetkan dengan suara letupan senjata api. Awalnya warga setempat mengira itu suara letupan petasan. Teroris yang tewas di Cikampek Timur berinisial M dan S. Keduanya diduga terkait dengan jaringan teroris di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) (12/05/10).
Kelompok teroris yang digerebek di Cikampek itu berada di dekat sekitar 200 m dari Stasiun Cikampek. Hingga pukul 16.18 WIB, situasi di dekat lokasi masih ramai. Lalu lintas menuju lokasi juga tersendat.

Keindahan yang tersembunyi di seputaran Cikampek



Dari kejauhan terlihat seperti batuan tebing yang menjulang tinggi dan hamparan luas padang sapana. Hal itu membuat kami menjadi penasaran untuk menghampirinya. Kami pun memutuskan mencari jalan untuk bisa sampai ke tempat indah itu. Setelah lama berputar-putar di Kawasan Industri Indo Taise akhirnya akses jalan tuk menuju kesana kami temukan. Ternyata dari dekat terlihat lebih indah, sejauh mata memandang semua terlihat jelas dan luas. Tempat itu terletak di Desa. Kali  Hurip Kec. Cikampek.

Bagi Anda yang suka offroad atau cross country, tempat ini sangat cocok untuk beroffroad ria karena medannya yang lumayan sedikit ekstrim. Sayang keberadaan tempat ini masih sedikit orang yang mengetahuinya.
Tapi hebatnya, para sutradara film sering menjadikan tempat ini sebagai lokasi buat suting, salah satunya band papan atas “Ungu” pernah menjadikan tempat ini untuk pembuatan video klipnya yang berjudul “Sesungguhnya”. Terakhir tempat ini pernah di gunakan suting pembuatan film "Ngebut Kawin" dan Video Klipnya "Gita Gutawa" yang bertemakan religi.
Berikut adalah beberapa video klip yang pembuatannya dilakukan di Kalihurip Cikampek :

Video klip Ungu "Sesungguhnya"


Video Klip Once "Aku Mau"


Video klip Gita Gutawa "Lelaki Sempurna"


Film "Ngebut Kawin"


Menyusuri Medan Berbatu di Desa Gurudug

Sabtu, 09 Januari 2010 Pagi masih sunyi senyap. Sinar matahari pun belum menerangi jagad raya. Lampu-lampu rumah mulai meredup, bertanda pagi mulai merayap. Pagi itu aku segera bergegas mempersiapkan perlengkapan bersepeda.

Hari mulai terang. Aku pun segera mengayuh sepeda menuju tempat berkumpul. Pagi itu pak Sonhaji, Ujeng, Andri, Herman, rupanya mereka sudah tiba lebih dulu di sana. 


Pagi yang indah, kali ini mentari bersinar cerah sekali setelah tadi malam hujan turun membasahi bumi. Selamat pagi matahari, pagi ini kembali kami turun kejalan menyusuri aspal hitam. 


Usai mengisi perut dengan sepiring nasi uduk, pagi itu kami berangkat menuju Purwakarta. Karena temen-temen dari Purwakarta menunggu di sana. Tujuan perjalanan kami kali ini ke daerah Gurudug. Kenapa disebut Gurudug? Karena medannya yang berbatu dan menurun tajam. Sehingga apabila kita menaiki sepeda akan terasa bergetar atau istilah orang Sunda bilang “Gugurudugan”.

Sesampainya di Purwakarta, pak H. Kadir, Pak Dadang (Abah), dan pak Heryadi rupanya mereka sudah lama menanti kedatangan kami. Sejenak kami beristirahat tuk sekedar melepas lelah dan membasahi tenggorokkan yang kering.


Usai bermukadimah dari Purwakarta kami langsung bertolak menuju Gurudug. Memasuki daerah Pasawahan jalanan mulai menanjak sampai daerah Ranca Darah nanti. Ranca darah merupakan akses jalan tuk menuju desa Gurudug.


Petualangan pun dimulai disini. Selama diperjalanan kita akan melewati jalanan yang menurun dan berbatu sehingga harus ekstra hati-hati dalam mengendalikan sepeda, karena jalannya menurun juga berbatu lengah sedikit bisa oleng akibatnya. Beberapa dari kami pun jatuh tersungkur dibuatnya.


Belum jauh kami berjalan, rupanya “Abah” sepedanya mengalami bocor ban.  Beruntung kami membawa perlengkapan sehingga ban dapat kembali ditambal dan perjalanan pun dapat kami lanjutkan kembali. Setelah berjuang melewati medan berbatu akhirnya sampailah kami disebuah warung kecil di desa Gurudug, meskipun sebelumnya sempat terjadi insiden kecelakaan yang menyebabkan pak Heriadi jatuh tersungkur dan mengalami memar-memar disebagian tubuhnya. Sejenak kami istirahat disana sambil mengganjal perut kami yang sudah lapar dengan makanan camilan seadanya.


Usai istirahat perjalanan kami lanjutkan kembali. Belum jauh berjalan kami disuguhi jalanan tanah basah dan lengket sehingga membuat ban sepeda kami terbungkus gumpalan tanah merah, alhasil sepeda pun menjadi berat dan sulit ketika di kayuh/gowes. Bahkan salah satu dari kami pun sempat mengalami kerusakan Rear Derailleur atau "RD" biasa para goweser menyingkatnya. Memasuki pemukiman penduduk kembali kami beristirahat tuk menunaikan ibadah shalat Djuhur di salah satu mesjid di desa Gurudug. Usai istirahat dan shalat perjalanan pun kami lanjutkan tuk kembali ke Purwakarta. Sesampinya di Purwakarta sejenak kami singgah di kedai "Mie Ayam" Lampung tuk menaklukan rasa lapar kami. Usai makan, sekitar pukul 14.30 kami pun meninggalkan Purwakarta tuk kembali pulang menuju Cikampek.




Mengayuh Pedal Hingga Batu Beulah Jatiluhur

Minggu, 26 Juli 2009. Tujuan perjalanan kami pagi itu adalah ke daerah perbatasan Kec. Kutapohaci Kab. Karawang dengan Kec. Jatiluhur Kab. Purwakarta. Conon katanya di daerah perbatasan tersebut terdapat sebuah batu besar yang terbelah menjadi dua bagian, sehingga terbentuk celah. Namun kami kurang beruntung waktu itu, karena batu itu kini hanya tinggal sebelah. Menurut masyarakat setempat batu yang sebelahnya lagi telah jatuh ke jurang. Kini semua itu hanya tinggal nama. Sedikit kecewa pastinya. Namun, kekecewaan kami sedikit terobati oleh keindahan alam di sekitarnya.
Bersepeda santai menyusuri daerah perbukitan sambil sesekali meluncur diturunan jalan setapak di kecamatan Kutapohaci memberi sensasi tersendiri. Perjalanan menuju batu beulah dapat kita tempuh melalui udug-udug / Desa. Curug Kec. Klari tembus di Jatiluhur. Tetapi karena minimnya informasi dan petunjuk jalan serta masih jarangnya rumah penduduk beberapa kali kami harus bertanya pada penduduk setempat. Ibarat pepatah, malu bertanya sesat di jalan. Begitulah nasib kami waktu itu, beberapa kali kami harus mengalami tersesat.
Hari semakin siang, siang itu terik matahari di langit sudah berada di atas puncaknya. Matahari tak sungkan menunjukkan kegarangan mukanya. Kami yang berada di bawahnya seakan ingin ditaklukkannya. Kami pun mempercepat laju sepeda. Tidak mau mengambil resiko gosong terpanggang oleh sinar matahari yang tepat berada di atas ubun-ubun kepala kami. Dari kejauhan tampak padang ilalang mengeluarkan uap panas seperti sebuah kolam air mendidih. Sepeda gunung terus kami kayuh sampai pada akhirnya kami tiba disebuah tanjakkan yang kemiringannya sekitar 30 derajat. Sejenak kami beristirat dibawah pepohonan yang tak jauh dari jalanan menanjak. Dahaga dikerongkongan tak kunjung hilang, bekal air minum yang kami bawa dari rumah sudah mongering. Beruntung tak jauh setelah melewati tanjakkan yang lumayan membuat kami ngos-ngosan, kami melihat sebuah warung. Dengan segera kami menghampirinya untuk membeli air minum kemasan. Dari warung, perjalanan kami lanjutkan kembali sampai pada akhirnya kami tiba disebuah Desa Sukasari yang berada dekat di bibir Bendungan Jatiluhur Purwakarta. Sejenak kami beristirahat di sana tuk sekedar menghirup udara dan membasahi tenggorokan kami yang dahaga. Hari sudah mulai sore, kami segera melanjutkan kembali perjalanan. Dari Desa Sukasari kami mulai mengayuh sepeda kembali melewati Desa Cikao menuju jalur pipa. Akhirnya sebelum malam menjelang kami sudah kembali tiba di Cikampek. 

Pengikut

 

Sahabat Sepeda | Blognya Sahabat Sepeda Cikampek Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger

Terima Kasih telah berkunjung di blognya Sahabat Sepeda Cikampek!