Posting Terbaru

Mengayuh Pedal dari Cikampek Hingga Purwakarta

Seminggu yang lalu tepatnya hari minggu, 17 Mei 2009 kami kembali gowes sepeda ke Purwakarta. Kali ini kami mengambil rute melalui jalur Cijunti yang rimbun dengan hutan karetnya dan keluar di Cikumpai Kec. Campaka Kab. Purwakarta. Di perjalanan kami bertemu rombongan sepeda dari PT. Perffeti. Dan kami pun bergabung bersama mereka. Setibanya di Purwakarta kami di jamu makan di rumahnya salah satu anggota rombongan sepeda PT. Perffeti. Berikut ini beberapa foto perjalanan kami:











Sasapedahan (bersepeda) ka Curug Cipurut


Curug Cipurut Wanayasa adalah salah satu air terjun yang berada di bawah kaki gunung Burangrang, tepatnya berada diantara dua desa yaitu Desa Sumurugul dan Desa Cilengsi Kec. Wanayasa Kab. Purwakarta. Di sana terdapat bumi perkemahan bagi Anda yang suka camping dan berpetualang. Letaknya kurang lebih 4 Km dari terminal Wanayasa.

Sabtu, 09 Mei 2009. Pagi itu matahari di atas kota Cikampek bersinar cerah sekali sehingga perjalanan kami kali ini menjadi terasa lebih puas danmenyenangkan. Jam 07:30 wib kami bertiga (Andri, Asep, dan saya sendiri eka) langsung mengayuh sepeda menuju wanayasa. Perjalanan menuju Wanayasa tidak lah mudah. Karena kami harus menempuh perjalanan sepanjang 47 Km sambil mengayuh sepeda kami melewati tanjakkan-tanjakkan panjang sejauh 24 km. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 4 jam akhirnya sampailah kami di Wanayasa tepat jam 11.30 wib. Sejenak kami istirahat tuk mengisi perut kami yang udah kelaparan. Perjalanan belum selesai, usai mengisi perut kami masih harus berjalan sejauh 4 km lagi menyusuri perkampungan di Desa Cilengsi.
Suasana asri dengan udara sejuk sedikit dihiasi gerimis yang rintik-rintik menyambut kami saat akan menginjakkan kaki di Desa Cilengsi Kec. Wanayasa Kab. Purwakarta Jawa Barat. Di Desa ini terdapat sebuah air terjun atau biasa penduduk setempat menyebutnya Curug Cipurut. Gerimis yang semakin deras akhirnya memaksa kami berteduh. Setelah hujan berhenti perjalanan pun langsung kami lanjutkan kembali. Karena terguyur hujan jalanan pun menjadi basah dan licin sehingga perjalanan kami agak sedikit terhambat. Kami harus berjalan perlahan dan ekstra hati-hati agar tidak terpeleset. Memasuki kawasan perkebunan teh milik penduduk, pemandangan yang berbeda nampak dipelupuk mata. Benar-benar tempat yang menyejukkan mata, airnya yang jernih mengalir di sela-sela bebatuan serta habitat pepohonan menambah warna-warni keindahan Curug Cipurut. Usai menempuh perjalanan kurang lebih satu jam setengah akhirnya kami sampai di Curug Cipurut jam 15.30 wib. Sesampainya di sana kami segera mendirikan tenda untuk berjaga-jaga kalau hujan turun lagi kami bisa berteduh di dalamnya.
Rasa lelah selama menempuh perjalanan panjang terbayar lunas saat melihat air terjun yang luar biasa indah itu. Melihat air terjun yang jatuh dari atas tebing membuat kami ingin merasakan kesegarannya. Kami pun melepas lelah sambil berendam di bawah guyurannya. Setelah puas mandi, perut kami kembali lapar. Bekal logistik yang kami bawa dari rumah akhirnya kami keluarkan. Menu sore itu hanya nasi dan mie rebus cukup untuk mengenyangkan perut kami yang kelaparan. Awan  pun mulai gelap, pertanda malam mulai menyeruak dan udara di sana sudah terasa lebih dingin dari sebelumnya. Kami pun segera membuat api unggun kecil buat menghangatkan tubuh kami sembari menikmati secangkir susu cokelat hangat di bawah cahaya bintang-bintang. Alhamdulilah malam itu hujan tak turun kembali. Dengkuran katak, jangrik, dan serangga malam lainnya menemani kami saat menikmati malam yang indah itu. Sesekali terlontar guyonan di antara kami sekadar mengusir sunyi dan sepi. Malam sudah semakin larut dan hembusan angin malam pun sudah semakin terasa begitu dingin. Akhirnya kami pun bergegas masuk ke dalam tenda dan terlelap di dalamnya hingga pagi tiba.
Pagi telah kembali, kicauan burung terdengar begitu riang menyambut datangnya pagi. Daun-daun seakan terlihat tersenyum melihat kami yang baru terbangun pagi itu. Pagi ini kami harus pulang kembali ke Cikampek. Karena besok senin kami harus memulai aktifitas sehari-hari kembali sebagai buruh.

Seusai mandi dan sarapan pagi dengan menu ikan kaleng, sekitar jam 10.00 wib kami pun turun gunung tuk kembali pulang. Akhirnya pagi ini kami bisa menikmati bonus turunan setelah sehari kemaren kami bersusah payah menyusuri tanjakkan panjang sejauh 24 km. Sepeda yang kami naiki melaju begitu cepat saat menuruni jalan raya Wanayasa-Purwakarta. Nggak lebih dari setengah jam kami sudah sampai di Purwakarta. Sesampainya di Purwakarta kami istirahat sejenak. Perjalanan pulang masih 23 km lagi. Usai istirahat sekitar jam 11.30 wib perjalanan kami lanjutkan kembali. Sekitar jam 13.00 wib kami pun tiba di peradaban kembali.

Rute Perjalanan


Curug Cipurut dapat ditempuh dari Purwakarta, jadi apabila anda menggunakan jalan tol Cipularang anda dapat keluar di pintu Tol Sadang maupun Jatiluhur/Ciganea, setelah masuk kota Purwakarta, anda mengambil arah ke Wanayasa, jalur Purwakarta – Wanayasa berjarak kurang lebih 25 kilometer dengan kondisi jalan yang relatif baik akan tetapi agak sempit, kondisi ruas ini memang berkarakter dataran tinggi sehingga banyak turunan dan tanjakan serta tikungan, akan tetapi tentu saja tidak membosankan karena banyak pemandangan yang dapat dilihat serta banyak tempat kuliner yang menggugah selera khususnya sate maranggi, sebelum masuk kota Wanayasa pun anda akan dimanjakan dengan pemandangan Situ Wanayasa, yang tepat berada di pinggir jalan diareal situ (danau) ini anda dapat beristirahat sambil mencicipi hidangan di warung-warung diareal situ, setelah melewati situ baru anda sampai di Wanayasa.



Dari Wanayasa anda mengambil arah ke Kecamatan Bojong, sekitar 300 – 500 meter anda akan tiba di pertigaan yang menuju ke arah desa Sumurugul, ambil ke kiri dan masuk ke jalan desa Sumurugul tersebut. Kondisi jalan ini setengahnya beraspal dan setengahnya lagi jalan berbatu, sehingga disarankan anda menggunakan kendaraan MPV dan tidak dianjurkan menggunakan kendaraan sejenis sedan. Dari pertigaan jalan utama tersebut sampai ke ujung jalan terdekat dengan Curug Cipurut yaitu sekitar 1,5 Km, diujung jalan desa ini terdapat dua lokasi parkir yang dapat menampung kurang lebih 7 kendaraan, sedangkan untuk parkir kendaraan roda dua relatif banyak karena dapat di gunakan pekarangan penduduk setempat, tiket parkir yang dikelola oleh karang taruna tidak ditetapkan secara pasti tergantung keinginan pemilik kendaraan secara umum berkisar antara Rp. 1.000,- – Rp. 2.000,- untuk kendaraan roda dua dan kisaran Rp. 2.000,- 5.000,- 10.000,- untuk kendaraan roda empat.




Untuk wisatawan yang tidak mengunakan kendaraan sendiri, ada alternatif lain ke lokasi ini yaitu dengan menngunakan kendaraan umum, dari Purwakarta (Terminal Simpang) ke Wanayasa ada beberapa alternatif bisa anda gunakan yaitu angkutan perdesaan maupun angkutan antar kabupaten, apabila anda ingin waktu tempuh yang lebih cepat sebaiknya anda menggunakan kendaraan bis mini (elf), tarif kedua jenis moda angkutan umum ini relatif sama yaitu berkisar Rp. 5.000,- , dari Terminal Wanayasa anda bisa menggunakan angkutan perdesaan dengan tujuan Bojong/Sawit berhenti di pintu gerbang Desa Sumurugul dengan tarif sekitar Rp. 2.000,-, dari pintu gerbang ke Curug Cipurut anda dapat menggunakan ojek dengan tarif kisaran Rp. 10.000,-.


Dari batas akhir kendaraan, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki melewati jalan setapak kebun teh dengan jarak tempuh sekitar 500 meter atau sekitar 15 menit perjalanan orang dewasa dan 30 menit perjalanan anak-anak, sampailah kita di pintu gerbang Curug Cipurut, dengan tiket masuk Rp. 3.000,- perorang.


Agar lebih menghemat lagi ada jalur alternatif lainnya untuk bisa sampai ke curug cipurut, yaitu jalur cilengsi. Anda bisa berjalan kaki langsung dari terminal Wanayasa. Dari Terminal Wanayasa (Mesjid Agung Wanayasa) Anda dapat mengambil arah ke sebelah kiri melewati polsek Wanayasa. dengan jarak tempuh sekita satu jam. Kondisi jalannya gak jauh berbeda dengan jalur sumurugul, jalannya setengahnya beraspal dan setengahnya lagi jalan berbatu.

Bersepeda

Selain untuk kesehatan, kini bersepeda telah menjadi bagian dari gaya hidup. Bagi sebagian orang yang gemar bersepeda, sepeda digunakan untuk berolah raga, sabagai moda transfortasi alternatif untuk bekerja, atau sekedar untuk ajang gaul seperti kebanyakan pengguna sepeda fixie yang belakangan ini sedang trend terutama bagi kalangan anak muda.
Jumlah pengguna sepeda terus bertambah dari tahun ke tahun. Bahkan kini Komunitas sepeda pun semakin banyak bermunculan, meski hanya terlihat pada saat akhir pekan saja. Di kota-kota besar seperti Jakarta kini telah dibuat jalur khusus untuk pengguna sepeda meski pun keberadaanya masih belum sesuai pada fungsinya. Seperti yang pernah saya lihat, di Bandung jalur sepeda kini telah berubah fungsi menjadi tempat ngetem angkot dan becak, bahkan tak sedikit pula mobil mewah yang ikut parkir di sana.

Manfaat dan keuntungan Bersepeda

Dilihat dari berbagai aspek, banyak sekali manfaat dan keuntungan yang dapat kita peroleh dari kegiatan bersepeda.
  • Kesehatan 
  • Manfaat utama dari bersepeda sudah pasti untuk kesehatan tubuh agar tetap selalu bugar dan tidak mudah terserang oleh berbagai penyakit. Bersepeda selain menyehatkan juga dapat mengurangi tingkat stress akibat kepenatan rutinitas. Para peneliti menyatakan bahwa aktivitas olah raga yang terbaik adalah gabungan dari olah raga beban seperti fitness dan olah raga gerak seperti bersepeda. Banyak yang takut betisnya akan jadi besar seperti tukang becak bila sering bersepeda, terutama kaum perempuan. Bersepeda itu tidak akan membuat betis membesar. Betis dan paha tampak membesar akibat adanya tumpukan lemak di sana. Sebaliknya dengan bersepeda tubuh akan menghasilkan gerak yang mampu membakar tumpukkan lemak pada tubuh. Sehingga dengan begitu akan mendapatkan bentuk badan yang ideal. Jadi tak perlu takut lagi untuk memulai sehat dengan bersepeda.
  • Ekonomi 
  • Di tengah situasi ekonomi yang turun naik saat ini, sepeda bisa jadi altenatif untuk menghemat ongkos transportasi bagi karyawan yang tidak mendapatkan fasilitas bus jemputan. Dengan bersepeda ke tempat kerja, sekolah, dan ke kampus, kita dapat lebih hemat ketimbang menggunakan kendaraan bermotor, karena tidak perlu beli BBM. Sepeda tidak membutuhkan pajak kendaraan, pajak jalan, asuransi, dan tentu saja bahan bakar. Sehingga kita gak perlu pusing memikirkan biaya untuk membayar pajak-pajak tersebut.
  • Lingkungan 
  • Bersepeda tidak menimbulkan polusi udara sehingga baik buat lingkungan sekitar dan lebih sedikit polusi suara tentunya.

    Pengikut

     

    Sahabat Sepeda | Blognya Sahabat Sepeda Cikampek Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger

    Terima Kasih telah berkunjung di blognya Sahabat Sepeda Cikampek!